Share

Khanza tenggelam

Khanza langsung mendorong dada Romi membuat Romi langsung salah sadar.

"Sorry, aku kira tadi, Sopi," Deg! Seketika Khanza mematung.

Yang awalnya Khanza mulai luluh, tiba-tiba ia dihempaskan begitu saja. Romi langsung turun dari ranjang lalu ia keluar meninggalkan Khanza sendiri.

"Apa yang aku lakukan? Kenapa aku malah menciumnya," gumam Romi sambil berjalan menuju pintu utama.

Disisi lain, Khanza kembali menangis sekuat tenaga ia berusaha bangun dari ranjang, lalu ia berjalan ke tikar tempat biasa ia tidur.

"Dari awal aku udah tau jika Romi tidak menyukaiku. Tapi kenapa aku malah baper dengan ini semua ... Ini tidak adil," ucap Khanza sambil mengusap air matanya. Ia juga langsung me lap bibirnya dengan tisu basah, ia jijik dengan dirinya sendiri.

Drt … Drt … Drt Ponsel Khanza bergetar, Khanza tersenyum sekilas melihat siapa yang menghubunginya.

[Assalamualaikum] ucap Khanza sambil tersenyum saat melihat yang menelpon adalah Salman.

[Walaikumsalam, Za tadi aku lupa ngabarin kamu kalo malam ini perayaan ulang tahunku ...maaf ya.

Besar harapan sih kamu mau datang nanti malam] ucap Salman panjang lebar membuat Khanza berfikir sejenak.

[Acaranya jam berapa?] tanya Khanza sambil melihat ke arah pintu.

[Jam 8, kalo ngaret juga palingan jam 8.30. Datang ya apa mau di jemput?] 

[Iya aku usahain datang, gak usah di jemput juga udah kayak siapa aja di jemput hehe, shareloc aja biar nanti aku naik taksi online aja] tolak Khanza.

[Serius kamu mau datang, di jemput juga gak apa-apa sih kan tuan putri. Ya udah nanti aku shareloc sekalian aku yang bayar ongkos kamu nanti]

[Eh nggak usah Man, aku ada uang kok] tolak Khanza merasa tidak enak karena Salman selalu membayar semuanya.

[Dih biasanya suka, tumben nolak yakin gak mau?] ledek Salman mambuat Khanza tersenyum.

[Nggak usah sekarang maksudnya bayarnya, nanti aja pas udah disana hehe] jawab Khanza sambil cengengesan membuat Salman tertawa.

[Dasar kuntilanak, iya iya nanti di bayar berkabar aja] lanjut Salman.

Setelah selesai ngobrol dengan Salman, Khanza langsung membuka kopernya memilih pakaian yang bakal ia pakai.

"Sebenarnya ini kepala ada masih sakit banget, tapi mending ke rumah Salman aja dapat makan gratis, sedangkan disini cuma dapat sakit hati," gumamnya.

***

Setelah selesai sholat magrib, Khanza langsung siap-siap karena ia tidak mau terlambat. Sedangkan Romi baru saja kembali ke rumah setelah kejadian tadi.

Begitu ia masuk kamar, ia langsung kaget melihat Khanza sudah rapi dengan wajah yang dipoles dengan make up membuat gadis itu terlihat sangat cantik.

"Mau kemana? Kamu 'kan masih sakit," tanya Romi, Khanza langsung muak mendengar perhatian palsu itu.

"Bukan urusanmu dan nggak usah sok baik, urus saja urusanmu sendiri!" ketus Khanza membuat Romi langsung mematung. Khanza berjalan melewatinya begitu saja tanpa salam ataupun pamit.

Bagitu Khanza pergi, Romi langsung duduk di depan kaca, lalu ia mengambil ponselnya yang sedari tadi ia tinggal.

[Assalamualaikum Bang, ini saya Salman anaknya Pak Hendra. Maaf nih kalo ganggu waktu Abang, malam ini ada acara perayaan ulang tahun saya di rumah Bang, kalo Abang ada waktu di tunggu banget kehadirannya. 

Terima kasih] Romi membaca pesan dari Salman, detik kemudian ia langsung teringat dengan Khanza.

"Pasti dia pergi kesana," gumam Romi, lalu jarinya dengan lincah mengetikkan pesan.

[Walaikumsalam, baik saya usahakan hadir ya] balasnya lalu ia mengambil handuk untuk mandi.

Sekitar 20 menit, Romi sudah rapi dengan pakaiannya, kemeja hitam yang dipadukan dengan jas membuatnya terlihat sangat berwibawa.

Setelah merasa rapi Romi langsung keluar rumah lalu menempuh perjalanan menuju rumah Salman.

***

Disisi lain Khanza yang sudah sampai di gerbang rumah Romi, namun ia belum turun dari taksi.

"Tunggu sebentar ya Pak, saya hubungi teman saya dulu," ucap Khanza yang dibalas anggukan oleh sopir tersebut.

 

[Assa-] ucapan Salman terpotong saat khanza berbicara lanjut terus.

[Aku udah di depan gerbang rumah kamu, buru keluar bayar taksinya] potong Khanza membuat Salman langsung geleng-geleng kepala dengan tingkah temannya itu.

[Sebentar, aku keluar] lanjut Salman sambil buru-buru keluar.

Tidak lama kemudian Salman keluar, Khanza langsung turun sambil melambaikan tangannya.

"Bayar dulu," ucap Khanza yang dibalas anggukan oleh Naura.

"Baik tuan putri," jawab Salman sambil membungkukkan sedikit badannya membuat Khanza langsung tertawa.

"Ini Pak bayarannya, maklum teman saya ini pelit banget," ucap Salman membuat sopir tersebut tertawa.

"Heh … sembarangan ya kalo ngomong," tegur Khanza membuat Salman terkekeh.

"Yuk masuk, udah rame di dalam," lanjut Salman yang dibalas anggukan oleh Khanza.

"Eh Za kamu tau gak kayaknya Bang Romi bakal datang deh," 

"What?!" teriak Khanza membuat Salman kaget, ia langsung mengusap dadanya.

"Apaan sih biasa aja kali, aku tahu kamu suka, tapi nggak teriak juga dong," kesal Salman.

"Kamu ngapain sih ngundang om-om," kesal Khanza membuat Salman mengerutkan keningnya.

"Memangnya kenapa? Bang Romi 'kan partnernya Papa, lagian Papa yang nyuruh buat di undang," lanjut Romi membuat Khanza langsung memutar mata malas.

'Aelah, tujuannya keluar rumah kan biar nggak ketemu dia, ini ngapa malah di undang sih,' umpat Khanza.

"Nggak apa-apa, ayo ke dalam aku mau makan," lanjut Khanza membuat Salman bingung.

"Cewek aneh," gumam Salman sambil mengikuti langkah Khanza.

"Apa kamu bilang?" tanya Khanza dengan tatapan tajam membuat Salman langsung bergidik ngeri.

"Cewek cantik maksudnya, ya udah yuk masuk keburu habis tuh makanan," jawab Salman mengalihkan pembicaraan.

***

Sekitar setengah jam melakukan perjalanan, akhirnya Romi sampai di rumah Salman. Ia langsung turun dari mobil lalu melangkah masuk ke dalam.

Dari kejauhan ia melihat Khanza sedang makan di temani oleh Salman, sambil sesekali mereka bercanda ria.

Romi sengaja pergi ke belakang agar Khanza tidak melihatnya, ia memilih kursi belakang sebenarnya tujuannya datang bukan karena Salman melainkan karena Khanza yang masih sakit.

"Aku kesana dulu ya," ucap Khanza sambil menunjuk arah kolam renang membuat Salman bingung.

"Ngapain kesana?" tanya Salman.

"Aku pusing disini terlalu banyak orang, pengen jalan-jalan aja di situ agak sepian," jawab Khanza yang dibalas anggukan oleh Salman.

Melihat Khanza pergi, Romi langsung mengikuti gadis itu dari jauh.

"Wah, bersih banget enak nih kalo berenang di sini, masalahnya aku nggak bisa berenang," gumam Khanza sambil memakan kue di tangannya.

Khanza memilih duduk sambil memasukkan kakinya sedikit ke dalam air, ia merasa lebih tenang karena tidak terlalu berisik hanya saja ia harus melihat pemandangan orang-orang yang berpasangan.

Dari kejauhan dua keponakan Salman yang berumur 11 dan 12 tahun, sedang berbisik-bisik berniat mengerjai Khanza.

"Kita ceburin Kakak itu yuk, kayaknya pacarnya om Salman deh," ucap Dana.

"Yuk-yuk," lanjut Aman, pelan-pelan mereka berjalan dari belakang Khanza, detik kemudian …

"A …," teriak Khanza saat ia di dorong oleh Dana dan Aman,

Byur! Khanza langsung mangap-mangap karena ia tidak bisa berenang, ia bahkan menelan air kolam.

"T--tolong," teriak Khanza membuat Romi yang sedang sibuk dengan ponselnya langsung mendongak, detik kemudian matanya membola.

"Khanza!" teriak Romi dan Salman dari jauh berbarengan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status