"Br3ngsek! Ternyata mereka menemukan keberadaan Mayang. Kenapa aku begitu bodoh dan teledor seperti ini! Gara-gara kebodohan aku, mereka akhirnya menemukan keberadaan mereka. Dan sekarang, mereka juga membawa Mayang pergi entah kemana.Harusnya tadi, aku tak melanjutkan ke sana untuk menemui Mayang dan Fikry. Sehingga kejadian ini tidak akan terjadi." Arman yang menyesali perbuatannya yang berujung dengan penculikan Mayang."Kenapa kamu percaya sekali dengan ucapan mereka, May. Aku harus mencari kemana kamu sekarang," lirih Arman dengan sedikit frustasi. "Tapi kamu tenang saja, aku tidak akan menyerah untuk menemukan kamu sampai kapanpun. Aku akan mencari kamu sampai ketemu, Mayang. Tidak akan aku biarkan kamu disakiti oleh mereka. Awas saja, kalau sampai kamu terluka sedikitpun, aku tidak akan melepaskan orang-orang yang telah menyakiti kamu. Termasuk dengan adik kamu sendiri, Dinda!" Arman yang terlihat sangat marah dan emosi setelah dirinya menyuruh seluruh anak buahnya untuk menca
Karena mendapatkan sebuah kabar gembira, membuat Dinda yang sedang berbicara dengan seseorang di dalam telpon, tak menyadari kalau seseorang sudah mendengar semua pembicaraan mereka."Iya, Ma. Semuanya beres. Perempuan br3ngsek itu sudah tertangkap. Mama tenang saja, aku akan membalas semua sakit hati kita. Dia harus membayar semua, atas apa yang terjadi dalam kehidupan kita selama ini! Aku tidak akan melepaskannya begitu saja, karena dia harus menderita! Seperti apa yang sudah diperbuat oleh orang tuanya dulu." Dinda yang tersenyum senang berbicara dengan seseorang yang dipanggil dengan sebutan mama.Tanpa dirinya sadari, di balik dinding, seseorang mengepalkan tangan dengan rahang mengeras mendengar ucapannya."Kurang 4jar! Jadi kamu yang sudah menipu dan menculik Mayang, Dinda! Tak disangka, kamu benar-benar wanita ular berhati kejam. Apa kata kamu tadi, Mama? Orang tuanya? Apa maksud dari perkataan kamu itu? Sebenarnya rahasia apa yang terjadi dalam hubungan keluarga kalian?" Bisi
Anton yang begitu mempunyai hasr4t yang begitu dalam kepada Mayang, tiba-tiba saja matanya fokus menatap ke arah bibir merah alami yang dimiliki oleh perempuan berhidung mancung tersebut. Dengan dibantu dorongan yang begitu kuat dari dalam dirinya sendiri, Anton tanpa sadar berbicara ke arah Mayang. Seakan-akan dirinya memang sedang berbicara berdua dengan perempuan yang tak sadarkan diri tersebut.Dengan makin mendekat ke arah Mayang, Anton lalu berucap di depan Mayang, yang hanya berjarak 3 langkah saja,"Bolehkah saya mencium bibir ranum kamu itu, duhai perempuan cantik? Karena bibirmu itu sangatlah menggoda saya!" Sentak Anton dengan jakunnya yang sudah naik turun.Setelah berkata seperti itu, Anton mulai mendekat ke arah Mayang. Sehingga laki-laki tersebut, berjongkok di depan Mayang sambil tetap menatap wajah wanita tersebut. Dengan cepat Anton mulai memajukan wajahnya ke arah bibir Mayang, sehingga memutus jarak di antara mereka berdua. Saat bibir Anton mulai menyentuh bibir Ma
"Bangun, Kak! Hebat, ya, enak-enakan tidur jam segini! Lihat tu, rumah masih berantakan begitu. Bukannya beberes rumah, malah molor. Dasar, pemalas! Ayo bangun!" Teriak Dinda kepada Mayang yang tertidur di sofa. Dia membangunkan sang kakak dengan sebelah kakinya. Mayang terkejut dan refleks terbangun serta langsung berdiri oleh suara teriakan Dinda. Ternyata adiknya baru saja pulang."Lihat anakmu itu, kak. Sudah membuat rumahku berantakan! Dia membuang semua tisu kotakku! Emang, kakak pikir, tisu itu dibeli tidak menggunakan uang? Dan, astaga, lihat ini, ompolnya berceceran kemana-mana. Bau pesing. Jijik tau! Sudah cacat, nyusahin lagi!" Teriak Dinda lagi, sambil menutup hidungnya dengan sebelah tangan. Dia merasa jijik, melihat suasana rumah sore ini. Mendengar ucapan dari sang adik, membuat hati Mayang terluka dan juga perih. Apalagi, mendengar umpatan dan hinaan yang dilontarkan kepada anak lelakinya itu. Membuat hati Mayang benar-benar sangat hancur. Memang, benar. Mayang tidak
Satu jam kemudian,,"Bagaimana, kak? Apa semuanya sudah selesai? Ini sudah se-jam, lho," tanya Dinda yang tiba-tiba saja, sudah berada di dapur.Dengan sedikit terkejut, Mayang menjawab pertanyaan dari adiknya itu. Meski, keringat sudah membasahi sebagian baju yang dia pakai."Su-sudah, Din. Yang tinggal, cuma sayur asemnya saja lagi. Dan mungkin, sebentar lagi sudah matang," tutur Mayang, yang sedikit ngos-ngosan kepada Dinda, karena lelah. Karena waktu yang diberikan adiknya itu, sungguh sangatlah sedikit. Tetapi, mengingat tentang, Fikry. Mayang, harus bisa membagi dan menggunakan waktu yang setengah jam itu, dengan sebaik-baiknya. Alhasil, sekarang masakannya 99% masak. "Bagus! Ini yang aku suka dari kakak. Karena semua pekerjaan selalu terselesaikan dengan sangat baik. Kakak, adalah tipe orang yang sangat bisa diandalkan. Dan juga, tipe orang yang tepat waktu. Mantap! Tak salah dan sia-sia, aku memungut kakak untuk tinggal di sini. Seenggaknya, aku tidak susah payah mencari pemb
Saat Mayang lagi asik, membereskan area dapur, serta mencuci peralatan sehabis memasak tadi. Tidak lupa juga, Mayang mempel lantai di area dapur tersebut. Agar tidak kotor dan licin. Dan, pekerjaannya hari ini cepat selesai. Karena, Mayang merasa tubuhnya sudah sangat lengket oleh keringat. Yang tadi, harus tergesa-gesa untuk membersihkan rumah dan memasak untuk adik dan suaminya itu. Karena Dinda sang adik, hanya memberikan waktu dalam waktu satu jam saja, dan semua harus selesai tepat waktu. Kalau tidak, entah apa yang terjadi. Mungkin, Mayang akan menerima kembali, amukan dari adiknya itu.Dan, sekarang, Mayang merasa tubuh dan hatinya hari ini, benar-benar sangat lelah dan juga sangat capek. Mungkin, dengan cara mandi dan menuntaskan kewajibannya kepada sang pencipta, akan mengurangi rasa lelah dan kekecewaan yang dia rasakan kepada sang adik, akan berkurang. Ya, Mayang hanya akan mengadukan gundah gulananya selama ini, hanya kepada sang pencipta. Dan tidak lupa pula, Mayang sela
Tepat jam 00.00 WIB, Mayang terbangun. Dan, dia merasa sangat haus. Tetapi ternyata, Mayang malah lupa membawa segelas air ke dalam kamarnya. Sudah menjadi kebiasaan Mayang yang selalu minum, disaat dia terbangun pada malam hari. Dan, karena kebiasaannya itu lah. Mayang selalu membawa air ke dalam kamar disaat dia akan tidur. Agar, saat akan merasakan haus begini, dia dengan mudahnya untuk minum. Tanpa harus pergi ke dapur lebih dulu. Dan mungkin, saat menidurkan Fikry tadi, Mayang malah lupa membawanya ke dalam kamar.Dan, dengan sedikit malas, Mayang harus bangun secara berlahan dari tempat tidur. Agar, pergerakannya tidak membuat anaknya itu terganggu dari tidur nyenyaknya. Ya, setelah Mayang menyuapi Fikry tadi, Mayangpun mengajak anaknya itu, untuk tidur lebih awal dari biasanya. Karena kerjaan yang dia lakukan seharian tadi, membuat tubuh Mayang benar-benar letih. Sehingga saat menidurkan Fikry, tanpa sadar, dia pun ikut tertidur di samping anaknya itu.Saat menuju dapur, Mayan
"Tapi aku tetap cinta!" Balas Arman cepat.Hening"Aku cinta padamu, Mayang!""Aku jatuh CINTA, pada pandangan pertama denganmu! Saat aku melihatmu, Otak dan pikiranku membeku! Di mana, hanya ada KAMU! KAMU! Dan KAMU!""Ingat! Sampai kapan pun, dan di mana pun kamu berada, aku akan tetap menjadi Bayangan Hitam buatmu! Dan, aku akan selalu mengikutimu!""Kamu, akan menyesali atas keputusanmu hari ini!""Dan, ingat! Aku akan menghancurkan, orang-orang yang ada di sekelilingmu! Sama seperti kamu, yang menghancurkan dan memporak-porandakan hati dan perasaanku saat ini!""Ingat, itu, Mayang!"Seketika, kata-kata yang terdengar olehnya beberapa tahun yang lalu, kini kembali terngiang-ngiang di pikiran dan otak Mayang. Membuat tubuhnya sedikit ambruk dan menggigil. Sehingga, laki-laki yang berdiri di hadapannya itu, tersenyum senang. Sambil menyerigai, Arman bertanya kepada Mayang,"Apa yang kamu pikirkan, kakak ipar? Apa, kamu mengingat sesuatu? Hhmm," tanya Arman dengan santainya.Mendenga