Share

12. Adik Ipar Nyinyir

“Apa kamu nggak malu disebut miskin sama semua orang?” sergah ibu semakin emosional.

“Bu, nyatanya keadaan kita tidak sebaik sebelumnya, kumohon kendalikan diri Ibu,” jelasku berusaha memberi pengertian pada ibu yang selalu saja sangat sulit untuk diberi pengertian.

“Jadi kita sudah benar-benar miskin sekarang?” jerit ibu jelas tidak bisa menerima.

“Ya Allah Ibu, jangan seperti ini.”

Aku berusaha mendekat meminta ibu untuk tak berteriak dengan memberi isyarat telunjukku yang aku letakkan di depan bibir.

Benar-benar aku merasa seperti sedang membujuk seorang anak kecil yang sedang kehilangan mainannya.

Aku sedikit bisa memahami sikap ibu yang menjadi panik seperti ini. Sejak dulu ibu dibesarkan oleh keluarga yang tergolong berada, dan juga menikah dengan pria yang lumayan kaya, dengan bapakku yang bisa memenuhi apapun permintaan ibu, sebelum bapak akhirnya jatuh bangkrut yang membuatku harus menjadi tulang punggung keluarga dulu.

Ibu terbiasa hidup nyaman, karena itu bayangan kemiskina
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status