Share

79. Ketahuan Keguguran

Dewi dan suaminya menoleh. "Bagus deh. Kalau begitu ayo ikut kami ke PMI," ujar suami Dewi sambil berjalan mendahului Dewi dan Doni.

"Tunggu. Ini surat pengantar untuk pengambilan darah." Suster itu memberikan selembar amplop putih kepada Doni.

Doni menerima amplop tersebut dan mengejar suami Dewi.

"Om. Naik mobil saya saja. Saya bawa mobil."

Suami Dewi menghentikan langkah dan membalikkan badan lalu menatap Doni. "Kamu sepertinya belum genap berusia 17 tahun. Bagaimana mungkin kamu sudah boleh membawa mobil oleh orang tua kamu di jalan raya? Kamu juga pasti belum punya SIM."

"Ya, saya mengendarai mobil di jalan yang sepi Om. Agar tidak ketahuan oleh polisi."

"Kalau begitu, mana mobil kamu. Biar Om saja yang menyetir. Mobil Om baru saja dijual untuk modal usaha baru Om."

"Kalau saya boleh tahu, usaha baru Om apa ya?" tanya Doni sambil menyerahkan kunci mobil milik ayahnya.

"Kafe dan resto," sahut suami Dewi.

Doni terdiam tanpa menanggapi. Dewi dan suaminya pun juga malas untuk basa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
teman" Doni ikut membuntuti wkwkwkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status