Share

Bab 11

Meski naik mobil, tetap saja tubuhku yang sudah tua merasa letih dalam perjalanan. Aku duduk di kursi teras sebelum membuka pintu.

Kubuka tas dan kuambil beberapa kue yang sengaja dibelikan Aira ketika jalan-jalan. Kue berbentuk bulat dengan isian daging itu akan kubagikan pada tetangga yang menyusul ke rumah. Rata-rata orang yang memang dekat denganku.

"Ini oleh-oleh dari Aira. Di bagi ya!" seruku. Mereka yang berjumlah empat orang membagikan pada cucu-cucu balitanya.

"Enak, Yu. Baru kali ini aku mencicipi roti isi daging."

"Bener, Bu Aminah. Rotinya lembut, tapi padet. Makan sedikit langsung kenyang."

Aku mengulas senyum. "Alhamdulilah kalau pada suka."

"Bu Aminah belum menjawab. Bagaimana rasanya tinggal di rumah menantu yang kaya? Pasti meja makannya mewah, terus kamar tidurnya luas seperti di tipi-tipi," tanya Bu Tuti kegirangan. Dia menepuk lenganku karena terlalu bersemangat. Wanita bertubuh gempal itu memang sering menimpuk orang dengan telapak tangannya yang tebal.

"Iya, Bu T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status