Share

Bab 5

Tak kusangka ....

Ternyata keadaan kamar itu kosong! Tak ada seorang pun di sana. 

Aneh sekali!

Suara yang ditimbulkan itu ternyata hanyalah dari sebuah ponsel yang sedang memutar video 'film biru', dengan volume yang keras. 

Apa maksud ini semua? Ada apa ini? Kenapa ada ponsel di kamar ini. Lalu ponsel siapa itu?

Ponsel 'Apel koyak' itu tampak familiar. Ah, seperti milik Mas Tedy? Tipe dan warnanya sama, hanya softcase-nya saja yang berbeda. 

Kumatikan video, lalu mengambil ponsel itu dan menyimpannya dalam tas. Ini adalah salah satu barang bukti dari misteri yang akhir-akhir ini membuatku berpikir keras siapa dalang di balik ini semua.

Aku menyelinap dan melanjutkan penyelidikanku. Kini aku menuju kamar pribadi kami berdua. Memastikan apa yang dilakukan Mas Tedy di dalamnya. Sedang tidur ataukah masih terjaga?

Suasana begitu senyap, bulu kudukku meremang. Mengapa malam ini begitu mencekam, padahal biasanya selalu banyak suara lalu-lalang kendaraan yang lewat, atau tetangga lain yang baru pulang dari bekerja. 

Pintu kamar tertutup rapat. Itu membuatku kesulitan untuk mengamati dari luar. 

Kenapa juga Mas Tedy menutupnya? Harusnya disisakan celah agar aku bisa leluasa mengagetkannya. Batinku kesal. Benar-benar malam yang melelahkan. Seperti seorang pencuri saja aku ini. 

Kugapai gagang pintu kamar, dan menariknya pelan. Yes! Aku berhasil membuka pintu kamar tanpa bersuara. Begitu girangnya, sampai langkahku berderap keras di lantai kamar. Ups! Aku harus tetap tenang.

Hah? Kemana Mas Tedy? Ia tak ada di kamar. Kulihat ponselnya tergeletak di atas tempat tidur. Ah, benar. Ponsel yang di kamar belakang itu bukanlah milik Mas Tedy. Lalu kepunyaan siapa?

Byur! Byur!

Suara gemercik air di toilet kamar. Aku tersentak dan langsung bersembunyi di kolong tempat tidur, dan bergeser ke pojokan. Hingga mendapat posisi yang tepat, aman, dan tak mungkin ketahuan.

Drrrttt!

Ponsel Mas Tedy bergetar lama, sepertinya ada panggilan masuk. 

Dari bawah kolong aku melihat kaki pria berbulu keluar dari toilet. Benar! Itu kaki Mas Tedy, aku sudah hafal. Segera ia berhenti tepat di depan ranjang dan mengangkat panggilan masuk dari ponselnya.

"Halo, iya aku baru dari toilet. Nggak, belum tidur. Oke, aku tungguin kok. Bye!"

Huh! Telepon dari siapa ya, itu? Aku jadi penasaran.

Terlihat Mas Tedy berganti pakaian, lalu menyemprotkan parfum di badannya sembari bersiul-siul.

Langkah Mas Tedy beranjak keluar kamar. Bau parfumnya semerbak memenuhi ruangan kamar.

Mau kemana dia, ya? Malam-malam begini?

Aku bingung. Harus berdiam di sini saja atau bersembunyi di dapur?

Hawa di kolong semakin pengap, nyamuk mulai menggigiti kulitku. Ah, aku harus keluar dari tempat persembunyian ini. Benar-benar menyebalkan.

Kuputar badanku sampai bergemeretak tulang-tulang punggung, tangan-tangan yang agak kaku, kuluruskan kembali. Karena misi ini belum selesai. Aku harus mendapatkan hasil.

Ceklek! Suara pintu terbuka.

Tampaknya, Mas Tedy sedang membuka pintu depan rumah. Ini kesempatan bagus untukku bersembunyi di dapur. Karena dari sana aku bisa melihat gerak-geriknya, mulai dari ruang depan, kamar tidur sampai kamar belakang.

Segera aku mengendap-endap perlahan menuju dapur. Kulihat dari balik tembok dapur, Mas Tedy sedang berada di depan pintu. Seperti sedang menunggu seseorang.

Ia membuka ponselnya, lalu menelepon seseorang. 

"Kamu dimana? Aku sudah di depan rumah," ujar suamiku, penampilannya sudah rapi serta membawa tas selempangnya.

Beberapa menit kemudian, mobil berwarna hitam datang menghampiri. Mas Tedy melambaikan tangan lalu menutup dan mengunci pintu rumah.

Bisa-bisanya jam segini dia keluar rumah, dengan siapa juga? Ah, aku harus berbuat sesuatu nih. Setelah mondar-mandir memikirkan ide. Tercetuslah suatu inisiatif.

Kuambil ponsel Apel yang tadi kutemukan di kamar belakang. Kubuka layar di ponsel itu. Tak terkunci! Wallpaper yang digunakan sangat basic, aplikasi yang terinstall pun tak terlalu banyak. Sepertinya ini ponsel yang baru dibeli, terlihat mulus dan tak ada goresan sedikitpun di layar atau bezelnya.

Aku cari kontak dengan memasukkan nomor Mas Tedy. 

Hah? Nomor Mas Tedy tersimpan dengan nama "Handsome Man" yang artinya "Pria Ganteng". Siapa berani-beraninya menamai nomor suamiku dengan sebutan ini. Aku saja sebagai istrinya hanya menamai "Suamiku" itu saja.

Semakin geram dibuatnya. Lalu aku buka file galery, di sana tak terlalu banyak foto dan video. Hanya foto quotes dan video tikt*k saja yang muncul.

Nah, aku harus mengecek aplikasi hijau. Ini yang biasa orang pakai untuk berkomunikasi. Agak gemetar ketika mengetuk aplikasi itu, berharap tak ada yang aneh di dalamnya.

Deg! 

Ternyata chat-nya kosong. Mungkin sudah sengaja di hapus semua atau memang tak ada aktivitas obrolan di aplikasi itu. Hemm. Aku memutar otak lagi. 

Membuka-buka aplikasi atau file yang bisa menunjukkan siapa pemilik ponsel itu.

Sepertinya aku harus mencoba menelepon nomor suamiku dengan ponsel ini. Lihat bagaimana responnya ketika menerima panggilan masuk dari nomor ini.

Tuuutt! Tuuuutt! 

Panggilan w******p berdering. Namun, kenapa lama sekali tak di angkat oleh Mas Tedy.

Akhirnya panggilan diterima.

["Halo ...."]

Bersambung ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status