Semua Bab Revenge: Bab 41 - Bab 50
53 Bab
Rachel
Rachel.Sebuah nama yang terucap dari bibir Steve meninggalkan rasa sesak di dada Gladys sekaligus sakit yang dia sendiri tidak bisa mengerti, kenapa sakit itu tiba-tiba muncul.Sementara dia sadar, bahwa dirinya tidak lebih dari wanita simpanan karena dia berhutang pada Steve yang telah menyelamatkan nyawanya saat itu. Kini, Gladys mencoba menghalau perasaan yang memenuhi kepala dan hatinya.Ditatapnya wajah pria yang tertidur pulas di depannya. Wajahnya begitu tenang, seolah tanpa beban. Walau tanpa dia sadari, ada hati yang terluka karena ucapan yang tidak disadari keluar dari mulutnya.Gladys mengusap lembut wajah Steve, wajahnya menunduk hingga tak berjarak, namun buru-buru dia mengangkat kepalanya, urung untuk memberikan sebuah kecupan dan memilih untuk bangkit dari tempat tidur untuk kembali ke dalam kamarnya.Dengan tergesa, Gladys mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai dan memakainya kembali.Tanpa bersuara, dia menin
Baca selengkapnya
Dia Adalah
Pagi-pagi sekali, Gladys sudah terlihat keluar dari kamarnya.Rupanya dia tidak bisa tidur setelah apa yang dia dengar dari mulut Steve, juga saat dia menemukan foto seorang wanita.Secangkir kopi berada di tangan kirinya, sementara sebelah tangan yang lain memutar kenob pintu.Gladys memilih untuk menghirup udara pagi di bangku taman yang ada di sebelah rumah megah Steve."Boleh aku duduk di sini."Seseorang bertanya dengan suara lembut, Gladys mendongak, melihat ke arah pemilik suara tersebut.Pria yang memakai sweater biru tua tersebut tersenyum ramah, dia juga membawa secangkir kopi di tangannya."Roy ... kamu sudah bangun?" Gladys malah bertanya, namun dia menggeser tubuhnya hingga menyisakan ruang kosong di sebelahnya, Roy perlahan duduk di sebelah Gladys."Iya, tadinya bermaksud untuk pemanasan, berlari di sekeliling komplek, tapi urung, karena melihatmu duduk sambil menikmati kopi sendirian," ujar Roy."Ke
Baca selengkapnya
Rencana Dirga
Dirga masih berbicara di telepon, ketika Tania masuk ke dalam ruangan di mana Alex di rawat.Alex memberi isyarat dengan menutup mulut dengan jari, agar Tania tidak membuat keributan.Setelah beberapa saat, Dirga memasukkan ponselnya ke dalan kantong celana.Dia melihat kehadiran Tania, lalu berjalan mendekati wanita yang sekaligus istrinya itu."Ini semua gara-gara kamu, wanita pembawa sial!" bentak Dirga.Merasa tidak melakukan kesalahan apapun, Tania menjadi marah karena dikatakan sebabagi wanita pembawa sial oleh suaminya."Apa-apaan kamu Dirga, jaga ucapanmu!" pekik Tania tidak mau kalah."Nyatanya memang seperti itu. Karena kebodohanmu, usaha kita banyak yang rugi, dan karena ulahmu juga, usaha yang baru kurintis kini berpindah tangan menjadi milik orang lain," ucap Dirga berapi-api."Dirga, kamu ini sebenarnya ngomong apa?" tanya Tania, yang semakin tidak mengerti maksud ucapan Dirga."Gladys, wanita yang kamu bawa pu
Baca selengkapnya
Menjebak Gladys
Dirga tersenyum lebar setelah mengakhiri panggilan telepon.Sementara itu, Alex terlihat kecewa, karena Dirga tidak memberitahukan padanya rencana yang dia buat. Sementara dia merasa, telah berjasa karena sudah memberi tahukan pada Dirga akan kemunculan Gladys."Kami pergi dulu, ada hal penting yang harus kami lakukan," ucap Dirga Dia menggandeng tangan Tania meninggalkan Alex yang masih terbaring di atas tempat tidur rumah sakit."Hey ... kalian benar-benar meningglkan aku sendirian?!" teriak Alex.Alex memutar tubuhnya, hingga kembali menatap Alex, sambil berkata. "Aku akan mengirim anak buahku untuk menjagamu di sini," ucap Dirga, lalu berlalu meninggalkan Alex. Tidak dia perdulikan teriakan pria tambun yang terbaring di atas tempat tidur itu.Di pikirannya, di jejali rencana untuk segera bertemu dengan Gladys dan kembali membawa wanita itu ke dalam rumah sekaligus markasnya."Apakah kita akan langsung menuju ke hotel?" tanya Tania
Baca selengkapnya
Gladys Diculik
Tania terlihat begitu anggun dan cantik dengan gaun hitam selutut yang dia kenakan.Sesekali tangan dengan jari lentiknya mengusap keringat dingin di dahi dengan tisu.Dia begitu gugup, walaupun sebelumnya pernah tinggal serumah dengan Gladys, namun yang akan dia temui saat ini, bukanlah wanita yang sama seperti beberapa tahun yang lalu.Matanya melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.Sementara itu, dua orang pria berkemeja hitam yang duduk di pojok ruangan, terlihat sama, tegang dan terlihat gelisah. Berkali-kali keduanya melihat ke arah pintu, untuk melihat apakah orang yang mereka tunggu telah datang."Maaf, saya terlambat, tadi sedikit macet soalnya." Sebuah suara lembut membuat Tania mendongak. Di depannya, seorang wanita cantik dengan gaun berwarna lila berdiri anggun, tangan kirinya memegang clutch warna senada dengan bajunya."Oh, hai ... Nona Gladys, silahkan duduk."Tania berdiri lalu dengan sikap
Baca selengkapnya
Kembali ke Rumah Dirga
Roy berlari mengejar pria yang tadi hendak mencelakai Suli.Akan tetapi, dengan cepat, pria bertubuh gempal itu berbalik dan berlari menjauh dari Roy.Tepat di saat itu, sebuah mobil melaju kencang dari arah berlawanan, dan tiba-tiba berhenti di depan pria bertubuh gempal, hingga meninggalkan suara ban derdecit."Buruan masuk!" teriak seseorang dari dalam.Dalam beberapa detik saja, pria tersebut sudah masuk ke dalam mobil, dan langsung meninggalkan Roy yang terengah-engah karena berlari.Roy bisa melihat dengan jelas, Gladys dengan tangan terikat ke belakang dan mulut di tutup lakban duduk sambil meronta, ketika pintu mobil tersebut terbuka."Gladys ... Gladys ...!" Roy berusaha memanggil Gladys, sambil berlari di belakang mobil yang melaju.Hingga mobil itu makin menjauh, Roy berbalik menuju ke mobilnya."Suli, cepat masuk!" perintah Roy.Dengan sigap, Suli masuk ke dalam mobil dan langsung memasang sabuk pengaman, dan di saat
Baca selengkapnya
Steve Terluka
"Jangan sentuh aku!" teriak Gladys.Sementara Dirga merasa semakin bergairah, melihat kemarahan Gladys. Tidak ada rasa ketakutan dari sorot mata wanita yang ada di hadapannya itu, berbeda sekali saat pertama kali dia membawanya dulu, wanita polos dengan sorot mata penuh ketakutan.Apa yang dilihatnya pada diri Gladys saat ini, membuat Dirga semakin tertantang untuk kembali menguasai dan memilikinya seperti yang pernah dia lakukan waktu itu.Brukk!!Gladys dengan sekuat tenaga menendang selangkangan Dirga, hingga membuatnya meringis kesakitan.Dirga memegang bagian sensitifnya, yang baru saja ditendang oleh Gladys. Beberapa saat kemudian, dia kembali berdiri, matanya merah, lalu .... Plak!!Sebuah tamparan keras mendarat keras di pipi kiri Gladys, hingga membuatnya jatuh terjengkang.Gaun yang dia kenakan tersingkap hingga menampakkan pahanya yang putih mulus.Melihat itu, Dirga membulatkan kedua matanya.Perlahan, dia mendekat
Baca selengkapnya
Sakit Hati Suli
"Keluar, atau aku akan menyeretmu dari sana!" Gladys kembali berteriak. Suaranya menggema ke seluruh ruangan.Setelah menunggu beberapa saat, tidak ada tanda-tanda ada orang lain di dalam ruangan itu.Gladys berjalan pelan menuju meja, suara sepatunya memaku lantai.Tok tok tok ....Baru beberapa langkah, Gladys berhenti.Dari bawah meja, tampak seseorang berjongkok, lalu perlahan dia bangkit berdiri menghadap arah Gladys.Melihat siapa yang muncul dari balik meja, Gladys tersenyum. Lalu dia berkata."Kita bertemu lagi, Tania. Walau dalam suasana yang berbeda," ucap Gladys."Iya, senang bisa bertemu denganmu lagi, Gendis."Tania berkata sambil merapikan rambutnya, dia berusaha bersikap tenang, namun tetap saja, kegugupan tampak jelas di wajahnya.Tiba-tiba, Suli yang sejak tadi diam di depan pintu, berlari menghampiri Tania, dan tangan kanannya langsung bergerak cepat meninju wajah Tania.Mendapat serangan yang tib
Baca selengkapnya
Love it or Hate it
Gladys berlari sepanjang koridor, di belakangnya, Suli dengan napas terengah mencoba mengejar langkah sahabatnya itu.Pikirannya sangat kacau, ketika Roy mengabarkan kalau saat ini Steve tengah menjalani operasi, walaupun Roy juga sudah mengatakan kalau semua baik-baik saja.Kedua wanita itu kemudian masuk ke dalam salah satu ruangan, di mana terdapat dua orang pria berbadan tegap berdiri di dekat pintu.Mereka adalah anak buah Steve yang sengaja ditugaskan oleh Roy untuk berjaga di luar."Steve ... bagaimana keadaanmu?" tanya Gladys begitu dia berada di dalam ruangan."Dia baik-baik saja, operasinya berjalan lancar." Roy yang duduk di kursi sebelah brankar menjawab."Syukurlah." Gladys menarik napas lega sembari mendekat ke arah Steve yang masih terbaring.Gladys duduk di sebelah Roy, sembari meraih tangan Steve."Ouh ... sakit," rintih Steve ketika tidak sengaja Gladys menyentuh bagian tubuh Steve yang terlukan."Maaf, aku
Baca selengkapnya
Maaf
Steve sudah kembali ke rumahnya, di hari kedua, dia bahkan sudah bisa berjalan-jalan di sekitar rumah, walau sedikit lambat.Namun pagi ini, rupanya ada yang sedang mengganjal hatinya, hingga membuatnya terlihat tidak tenang, wajah dinginnya terlihat sedikit murung.Akan tetapi, dia berusaha untuk tetap bersikap tenang, walau getar-getar di hatinya, membuatnya susah tidur.Beberapa kali dia menarik napas berat, lalu dengan kasar mengembuskannya."Tuan ...."Sebuah panggilan lembut mengagetkan lamunannya, Steve menoleh ke arah suara. Di sana, Gladys berdiri dengan menyembunyikan kedua tangannya ke dalam saku."Gladys, kamu sudah bangun?" tanya Steve."Sudah, Tuan sendiri ... kenapa sudah berada di luar. Ini masih sangat pagi," jawab Gladys.Steve yang mendengar pertanyaan Gladys menjadi sedikit kikuk, lalu dengan cepat dia menjawab, "Oh, aku ingin mencari udara segar. Berbaring di tempat tidur membuatku bosan.""Oh, begitu ..
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status