Revenge

Revenge

Oleh:  Yani Santoso  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
18 Peringkat
53Bab
6.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Gendis, harus mengubur impiannya untuk meneruskan pendidikan ke kota dan menerima permintaan sang bapak untuk menikah dengan Dirga, anak juragan Sapto yang terkenal kasar dan arogan. Ketakutan Gendis menjadi kenyataan, ketika di malam pertama pernikahannya dengan Dirga, dia mendapati dirinya berada di dalam kamar bersama seorang pria setengah tua. Penasaran? Baca ya...

Lihat lebih banyak
Revenge Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Eunoia Eja-
Luar biasa
2023-07-07 20:22:58
0
user avatar
Amalia Yusuf Yusuf
this is a very good story
2022-06-16 00:00:16
1
default avatar
amon.forsyth
neeext Thor <3
2021-06-28 17:28:23
1
user avatar
Wintersnow
Buset dah Gendis jadi korban nikah paksa 😨
2021-05-30 10:05:13
1
user avatar
Elliya Kirana
Suka ceritanya salam dr aku. ☺Jgn lupa mampir
2021-05-30 09:58:52
1
user avatar
Elliya Kirana
Suka ceritanya salam dr aku. ☺Jgn lupa mampir
2021-05-30 09:58:50
0
user avatar
Authoring
Cerita, alurnya bagus sekali, kak. Dapat salam dari >> My Girl is mine
2021-04-24 19:50:15
1
user avatar
Lysa_Yovita22
Lanjuttttt Beibb
2021-02-07 08:40:56
0
user avatar
Pink Cerry
Aq suka jalan ceritanya. Ga sabar nunggu up
2021-02-05 14:56:50
1
user avatar
Lysa_Yovita22
Penasaran dengan kisah hidup Gendis. Next, Thor.
2021-02-05 08:52:20
1
user avatar
Lysa_Yovita22
Lanjut, Beib.
2021-02-04 17:54:51
1
user avatar
Sevenstar
Amazing. ❤❤
2021-02-03 23:45:07
1
user avatar
Hikaru San
semangat 🔥🔥🔥 menarik ceritanya
2021-02-03 17:24:07
1
user avatar
Imaliccious
Lanjut kak. 🤗💪🏻
2021-02-03 15:25:58
1
user avatar
Amy L Yanto
Semangat, ceritanya keren. 😍
2021-02-03 13:48:28
1
  • 1
  • 2
53 Bab
Di Jual
"Dimana aku ... kenapa aku ada di sini?"Gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, semua terasa asing baginya.Karena, ruangan itu bukanlah ruangan tempat terakhir yang dia datangi.Gendis, nama gadis itu.Mengerjap-ngerjapkan matanya, sembari mengingat peristiwa terakhir yang dia lakukan."Bukankah aku saat ini harusnya berada di rumah, menerima tamu undangan pernikahanku. Kenapa aku ada disini, dan dimana ayah dan ibuku."Gendis melompat turun dari tempat tidur dan berlari menuju ke pintu, untuk membukanya. Namun gagal.Ternyata pintu itu dalam keadaan terkunci.Sementara dia berada di dalam ruangan itu sendiri. Lalu, dimana Dirga?Laki-laki yang baru saja menikahinya dan berjanji akan membahagiakannya ketika berada di hadapan orang tuanya."Dirga ... Dirga ... dimana kamu?"Panggil Gendis, dia mulai merasa panik. Setelah beberapa saat tidak ada jawaban atau tanda-tanda ada orang lain selain
Baca selengkapnya
Alex
RevengeBab 2 Goodnovel****-Alex-"Selamat menikmati malam pertamamu, Alex," ucap Dirga sambil membalikkan tubuhnya, lalu, tangannya memutar daun pintu yang ada di depannya.Brakk .... Suara pintu yang di tutup dengan keras, membuat Gendis semakin merasa ngeri.Kembali, pria yang dipanggil Alex oleh Dirga menatap tajam wajahnya.Lalu, tangan kasar Alex menyentuh pipi Gendis.Namun Gendis menepis kasar tangan Alex, dan hal itu membuat Alex semakin beringas.Di dekatkannya wajahnya ke wajah Gendis, hingga jarak keduanya hanya tinggal beberapa senti.Bau alkohol begitu menyengat, keluar dari mulut Alex.Kembali, tangan Alex menyentuh wajah Gendis, lalu turun ke leher.Gendis mendekap dadanya dengan kedua tangannya."A--apa yang akan kamu lakukan padaku?" Gendis bertanya dengan rasa diliputi ketakutan.
Baca selengkapnya
Dirga, Suami Jahanam
Gendis melepas kebaya koyaknya dan mengganti dengan pakaian yang tadi diberikan oleh Dirga.Setidaknya, dia tidak terlihat seperti gembel dengan baju compang campingnya, walau sebenarnya gembel mungkin lebih berharga daripada dirinya, yang telah ternoda dan dijual.Sekitar sepuluh menit kemudian, suara pintu terdengar dibuka oleh seseorang. "Kita pulang sekarang," ucap Dirga yang sudah berdiri di depannya dengan memasukkan kedua tangan ke dalam kantong celana."Aku ingin pulang ke rumah orang tuaku.""Apa kamu bilang? Pulang ke rumah orang tuamu? Kamu lupa, ya, kamu itu sekarang sudah menjadi istriku. Jadi kamu harus pulang kerumahku."Lalu Dirga menarik tangan Gendis dengan paksa keluar dari rumah tersebut."Lepas ... lepaskan aku." Gendis meronta, berusaha melepaskan tangan Dirga yang mencengkeram tangannya."Jalan, dan masuk ke dalam mobil kalau kamu
Baca selengkapnya
Suli
Brak ....Terdengar seperti sesuatu yang terjatuh di lantai.Dan bersamaan dengan itu, terdengar suara teriakan seorang perempuan dari luar."Ampuun ... sakit, jangan pukul saya." Jeritan dan rintihan itu begitu menyayat hati, hingga membuat Gendis penasaran dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi di luar kamar.Gendis berusaha membuka pintu kamar, namun sia-sia.Karena pintu tersebut terkunci rapat.Tak kekurangan akal, Gendis lalu membungkuk dan mengintip dari lobang kunci di kamarnya.Dari lobang kunci tersebut, Gendis melihat seorang gadis muda sedang di tendang dan di pukul oleh seorang pria berbadan tegap serta berkulit gelap dengan tubuh yang dipenuhi dengan tato."Sakit ... ampuun ...." Rintih gadis itu sambil memegangi perutnya yang di tendang berkali-kali. Darah menetes dari sudut bibir dan juga pelipisnya."Suli ...." teriak Gendis begitu m
Baca selengkapnya
Di Lelang
Malam pertama di rumah berlantai dua itu, terasa begitu lama.Walau di dalam kamar, Gendis bisa mendengar suara orang berlalu lalang melewati kamar tempat dia dan Suli berada, namun dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa saja mereka yang berjalan di lorong depan kamarnya.Gendis mendekati Suli yang sedang terbaring di tempat tidur, peluh membasahi kening Suli.Di raihnya baskom berisi air lalu menyekanya dengan handuk kecil yang ada di dalamnya.Suli memegang tangan Gendis yang tengah menyeka peluh di keningnya."Gendis, aku baik-baik saja. Sebaiknya kamu beristirahat untuk memulihkan tenagamu." Lalu Suli bangkit dan menyandarkan tubuhnya di tempat tidur."Aku tidak bisa tidur Suli, di luar berisik sekali. Aku takut jika tiba-tiba ada orang masuk ke kamar ini."Gendis duduk di sisi tempat tidur, sesekali matanya melihat ke arah pintu."Mereka tidak akan masuk ke sini
Baca selengkapnya
Tuan Muda Psycho
"Hei ... hei, sabar. Kita selesaikan dulu urusannya."Dirga menepuk pundak pria yang baru saja memenangkan lelang, hingga dia mundur lalu membalikkan tubuhnya mengahadap Dirga."Bams."Pria itu menjentikkan jarinya pada seorang pengawal yang masuk bersamanya.Dengan sigap, pengawal yang di panggil Bams mengeluarkan buku cek dari kantong jas dan menyerahkan pada pria itu.Kemudian, pria itu menulis sejumlah nominal pada sebuah cek lalu menyerahkannya ke Dirga.Dengan cepat, Dirga mengambil cek tersebut dan senyum lebar mengembang dari bibirnya."Senang berbisnis dengan anda, 'Tuan Muda'." Pria yang di panggil tuan muda itu membalas ucapan Dirga dengan menarik sedikit sudut bibirnya.Lalu, dia melepaskan jas yang saat itu dia kenakan, dan memakaikannya pada Gendis.Gendis sedikit kaget melihat apa yang dilakukan pria itu."Selamat bersenang-senang."
Baca selengkapnya
Kuingat Seumur Hidup
Pria tua itu melangkah memasuki kamarnya, sesekali terlihat dia menggelengkan kepala."Kamu melakukannya lagi, Tuan muda." Pria tua itu bergumam.Matanya menatap deretan foto yang berjejer rapi di atas meja yang yang terletak di sudut kamarnya."Maafkan aku, Tuan. Yang telah gagal mendidik Steve. Aku gagal, Tuan."Pria tua yang duduk di tepi tempat tidurnya, membungkuk sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.Pria itu merenung, bayangan masa lalu seolah berkejaran di benaknya. Bagaimana dirinya, yang saat itu berusia belasan tahun, dipungut dari jalanan oleh sang Tuan, yang merupakan Ayah dari Steve.Masih lekat di ingatannya, bagaimana Ayah Steve yang saat itu masih muda, memperlakukan dirinya seperti saudara, memberinya tempat tinggal yang layak, baju dan juga pendidikan.Hampir seumur hidupnya, dia abdikan pada keluarga yang telah mengambilnya dari jalanan hingga membawa dirinya bergaul deng
Baca selengkapnya
I Hate You
Setelah Gendis menghabiskan makanan yang dibawakan oleh pak Markus, dia mencoba untuk merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, namun apa daya, luka-luka di punggungnya belum kering dan terasa perih setiap kali tergesek.Hingga akhirnya Gendis memutuskan untuk bersandar dengan memiringkan tubuhnya. Dia berusaha untuk memejamkan matanya, kalau bisa tidur, itu lebih baik. Setidaknya, dia tidak merasa begitu sakit ketika tertidur.Ketika kesadarannya mulai berkurang, antara tidur dan terjaga, Gendis merasakan sesuatu menyentuh pipinya dengan halus.Ingin sekali dia membuka mata, namun matanya terasa begitu berat untuk di buka."Tidurlah, kamu pasti merasa lelah." Dia berkata, sambil membetulkan selimut yang di pakai Gendis Mendengar suara itu, Gendis begitu terhenyak.Jantungnya berdetak lebih kencang dan tidak beraturan.Lalu perlahan, dia membuka matanya dan melihat seorang laki-laki duduk di tepi ranjang.Laki-laki bertubuh jangkung dengan t
Baca selengkapnya
Misteri Masa Lalu
"Kembalilah beristirahat di atas tempat tidur, karena besok Tuan muda akan mengantarmu kembali."Pak Markus membantu Gendis untuk kembali ke atas tempat tidur.Namun, Gendis justru memegang erat tangan lelaki tua itu sambil berkata, "Kembali? Apakah aku akan kembali ke rumah orang tuaku."Tanya Gendis dengan mata berbinar. Dia membayangkan esok dirinya akan di antar kembali ke rumah orang tuanya di kampung.Pak Markus melepaskan tangan Gendis yang masih memegang tangannya, kemudia dia menatap lekat wajah Gendis. Dengan tatapan penuh iba, pak Markus berkata pada Gendis, "Tidak."Jawaban yang sangat singkat, namun cukup membuat binar mata Gendis hilang dalam sekejap."Lalu, kemana aku akan di kembalikan? Apakah kalian akan mengembalikanku ke rumah itu lagi?"Gendis menutup kedua telinganya, menggelengkan kepala dengan cepat. Wajahnya di penuhi kecemasan dan ketakutan."Beristirahatlah, karena Tuan muda akan membawamu keluar
Baca selengkapnya
Makan Malam
Gaun hitam melekat sempurna di tubuh Gendis.Beberapa kali dia memutar tubuhnya di depan cermin, memastikan penampilannya sudah sempurna.Sungguh konyol memang, jika beberapa waktu yang lalu, Steve hampir saja membuat tubuh Gendis tidak lagi sempurna, namun saat ini, Gendis justru ingin terlihat sempurna di hadapan Steve. Gendis berjalan menuju tempat tidur, meletakkan bobot tubuhnya di tepi tempat tidur. Rasa jengah menyerang, matanya menatap ke bawah, melihat kaki jenjangnya yang tanpa alas.Gendis menarik nafas dalam, lalu mengembuskannya dengan kasar."Apa aku harus keluar seperti ini? Dia bisa membelikanku baju, tapi kenapa tidak sekalian membeli sepatu," omel Gendis.Mata Gendis menyapu seluruh kamar, mencari-cari keberadaan sandal selop yang dia pakai ketika datang ke rumah ini.Namun tidak dia temukan keberadaan benda tersebut di kamar itu."Apakah pak Markus sudah membuangnya?" pikir Gendis.Dengan rasa gamang, Gendis membu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status