Share

39. Boys Time

Malam sudah sangat larut. Sebagian besar bangunan pun lampunya sudah mati. Hanya menyisakan nyala lampu di beberapa tidak saja termasuk lampu jalan yang memang dibiarkan menyala. Angin berembus sedikit kencang, membuat siapa saja yang akan langsung mengigil kedinginan jika merasakannya. Angin juga membuat rambut pendek seorang laki-laki berjaket hitam berantakan. Namun, seolah tidak peduli, laki-laki itu masih tetap berdiri bersandar di pagar pembatas atap sebuah gedung apartemen.

Riga, dengan mata terpejam justru berdiam di sana sambil merasakan embusan angin yang mencoba menerobos jaketnya. Dingin, tapi cukup meringankan beban pikiran di benaknya. Ingatannya terlempar ke belakang tiba-tiba. Mengingat kapan terakhir kali ia datang dan menghabiskan waktu di atap gedung ini? Satu minggu lalu? Dua minggu? Oh, atau mungkin sekitar tiga bulan lalu?

Ya, tiga bulan lalu di pertengahan bulan. Hari itu langit malam sedang bagus, tapi tidak dengan suasana hatinya. Karena itu, ia memutuskan dat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status