Mendengar perkataan Arya, tampak netra pemuda di depannya itu mengembun, sedih."Tapi kenapa gitu, Bang? Kita kan belum mencoba? Mana tahu pacar abang nggak mempan saya goda. Jadi Abang bisa benar-benar yakin akan kesetiaannya. Meskipun selama ini setiap kali menggoda perempuan, nggak pernah ada satupun yang menolak saya, tapi siapa tahu, kali ini tidak, dan terbukti kalau pacar abang itu benar-benar setia pada abang, Bang," ucap Riky lagi mencoba meluluhkan hatinya.Namun, Arya menggelengkan kepalanya."Masalahnya saya bukannya mau nyuruh kamu buat pura-pura ganggu pacar saya untuk menguji kesetiaannya, Ky, tapi pura-pura buat ganggu dan nyulik dia, biar saya pura-pura nyelamatin dia, gitu. Tapi lihat muka dan penampilan kamu begini, saya khawatir bukannya gebetan saya itu takut diculik, malah menawarkan diri buat kamu culik lagi. Kan nggak lucu kalau gitu, Ky," sahut Arya menjelaskan terus terang.Riky pun jadi terdiam mendengar penjelasan itu, namun bisa mengerti kekhawatiran Arya
"Hei, kamu siapa? Ngapain ikut campur urusan kami? Lepaskan dia!"" ujar Arif pada Riky yang masih memelintir pergelangan tangan rekannya.Ia kemudian bersama teman yang lain, berusaha menyerang Riky tapi dengan mudah Riky mengelakkannya, bahkan memukul mundur ketiga pemuda itu sekaligus, sehingga mereka pun berhamburan.Riky memang jago bela diri dan itu membuatnya mudah saja melumpuhkan serangan dari Arif dan rekannya yang tak memiliki kemapuan bela diri apa-apa itu."Boleh saja. Tapi berhenti mengganggu mbak-mbak ini. Biarkan mereka pulang dengan kendaraan sendiri. Jangan kalian ganggu lagi Oke!" jawab Riky sambil masih mencengkeram pergelangan tangan teman Arif dengan kuat dan membuat pemuda itu meringis kesakitan."Rif, tolong bilang sama dia kita nggak akan ganggu Lisa dan Linda lagi, plis. Sakit ini!" ujar rekan Arif sambil mengiba, tetapi Arif terlihat bingung memutuskan.Tiba-tiba pemuda itu mendongak dan tersentak kaget saat menyadari ada sosok laki-laki lain yang berdiri tak
"Apa lagi yang kalian tunggu heh! Cepat pergi dari sini! Atau mau aku suruh temanku ini menghajar kalian lagi!" seru Arya pada dua teman Arif itu.Dibentak dengan keras begitu, keduanya pun akhirnya sontak berlari cepat, pergi dari tempat itu dan meninggalkan Arif sendirian dalam penguasaan Riky.Sekarang tinggallah Arif yang tidak berdaya ditelikung Riky dengan sangat kuat.Pemuda itu mencoba untuk terus berontak tapi upaya nya gagal. Meski demikian nyali laki laki itu belum pudar juga."Mas Arya, cepat suruh teman kamu ini melepaskan aku dan kembalikan kunci mobil itu lagi padaku, atau aku akan bilang sama Mbak Maya kalau mas sudah cari gara-gara denganku! Apa mas nggak ingat kalau Mbak Maya masih punya rekaman video porno kalian yang siap kami edarkan kalau mas minta balik mobil itu lagi!" ancam Arif dengan suara keras.Namun, Arya yang sudah tak mengkhawatirkan lagi soal nama baik dan status kepegawaian yang sekarang sudah tak ia miliki, tak peduli lagi pada ancaman pemuda itu."O
"Ya, sudah. Kalian berdua pakai mobil di depan. Biar kami ikuti dari belakang ya. Oh ya kita belum kenalan. Namaku Arya," ujar Arya sambil mengulurkan tangannya dengan penuh rasa percaya diri pada Lisa dan Linda yang kemudian tersenyum tipis padanya."Saya Lisa, dan ini adik saya, Linda. Oh ya, Mas tadi manggil nama kami? Tahu dari mana?" tanya Lisa basa-basi."Tahu dong. Siapa sih yang nggak kenal gadis-gadis cantik seperti kalian? Ayok, saya antar pulang, tapi sebelum sampai ke rumah, kita makan-makan dulu ya?" ujar Arya lagi. Belum ingin jujur kalau sebenarnya ia sudah mengenal semua anggota keluarga Pak Baskoro termasuk dua putrinya ini sebab khawatir Pak Baskoro akan membocorkan rahasia keburukan sifatnya itu pada gadis berdua ini yang menyebabkan Lisa dan Linda enggan menjalin hubungan dengannya.Lisa dan Linda saling berpandangan lalu sang kakak kembali membuka mulut."Maaf, Mas. Kalau sore ini nggak bisa, soalnya kita banyak kesibukan. Lain kali saja ya.""Lain kali? Janji ya
"Arya, buka pintunya! Sial*n kamu ya! Berani-beraninya kamu ngambil mobil itu dari tangan adikku! Apa mau kamu hah? Mau kubikin malu?!" jerit suara seorang perempuan yang dari nada dan teriakannya, Arya tahu kalau wanita itu adalah Maya, mantan istri mudanya dulu yang datang pasti karena kesal dan tak terima, mobilnya sudah berhasil ia rebut kembali.Arya pun membalikkan tubuhnya lalu hendak berjalan mendekati daun pintu, tetapi buru-buru Bu Hasnah menahannya."Jangan, Ya. Kita nggak tahu Maya datang sama siapa? Kalau sendirian, ayo kita hadapi sama-sama. Ibu nggak takut. Tapi kalau dia datang bawa preman, kita harus cari akal supaya bisa minta tolong orang-orang, Ya. Walaupun kamu sudah berhasil mengalahkan Arif sendirian tapi belum tentu juga kamu sanggup melawan preman yang disewa Maya itu tanpa bantuan orang lain bukan?" ujar Bu Hasnah memberi pertimbangan.Arya pun manggut-manggut mendengar penuturan ibunya itu, karena bagaimana pun juga, yang sudah jelas-jelas melumpuhkan Arif
"Andre? Kamu?" Bibir Arya mendadak kelu saat mengucap nama mantan adik iparnya yang baru saja datang, diikuti sosok Mira yang berjalan cepat di belakangnya.Saat melihat sosok Maya dan tukang pukulnya sedang menganiaya sang kakak, gadis itu pun sontak berteriak marah."Lepaskan Mas Arya! Lepaskan!" seru Mira sambil memukuli tubuh Bimo, orang suruhan Maya yang tengah membetot tubuh Arya dengan keras hingga lelaki itu kesulitan bernapas."Ya! Lepaskan dia! Atau terima ini!" seru Andre sambil melayangkan tinju ke arah pelipis Bimo lalu berusaha membuka cengkeraman tukang pukul Maya itu dengan keras.Namun, ternyata cengkeraman tangan orang suruhan Maya itu lumayan kuat hingga tak mudah dilepaskan begitu saja.Sementara itu, melihat kedatangan Andre bersama Mira, sontak Bu Hasnah dan Arya pun merasa kaget, bagaimana bisa Andre datang bersama Mira. Benarkah ada sesuatu di antara mereka selama ini?Tapi tak urung mereka juga merasa lega, karena kedatangan adik Ana itu memunculkan harapan u
Laki-laki itu kemudian mendekati Maya dan sekali sentak, cengkeraman Maya di mulut Mira pun terlepas.Sama seperti algojonya, tubuh Maya pun kemudian didorong dengan keras oleh Andre hingga terjerembab di atas lantai di dekat tubuh Bimo terkapar.Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Mira begitu saja. Dicekalnya tangan Maya dengan kuat lalu diseretnya dengan paksa menuju pintu keluar. Maya yang sudah dalam keadaan tak berdaya pun terpaksa menuruti. Keluar dari rumah Bu Hasnah meski tak terima diusir paksa dari rumah itu.Begitu pun Andre yang juga mendorong tubuh Bimo hingga akhirnya lelaki itu keluar rumah juga dengan wajah meringis dan kesal."Pergi kalian, dan jangan pernah kembali lagi! Dengar itu!" seru Mira pada Maya dan Bimo yang tampak mengomel panjang pendek tak terima dipaksa meninggalkan rumah Bu Hasnah tanpa hasil apa-apa.Namun, karena sudah kalah menghadapi Andre, terpaksa keduanya pergi.Tapi sebelum pergi, Maya masih sempat melontarkan ancaman."Awas kalian ya! Aku ngg
"Bu, apa ibu benar-benar merestui Mira dan Andre menikah?" tanya Arya tak percaya saat akhirnya Andre pamit pulang, setelah mereka ngobrol beberapa saat lamanya usai lelaki muda itu membantu mereka mengusir Maya dan tukang pukulnya dari rumah mereka.Sementara Mira pamit masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.Bu Hasnah mengangguk lalu tersenyum lebar."Tentu saja ibu merestui, Ya. Kamu sadar nggak, Andre itu siapa? Adik Ana bukan? Nah, kalau Mira dan Andre menikah, bukankah hubungan kalian bisa menjadi dekat kembali dengan keluarga Pak Baskoro? Ingat kamu saat ini sedang mengincar putrinya bukan untuk jadi istrimu? Jadi, jalinlah hubungan yang baik dan dekat lagi dengan keluarga mereka, karena hanya itu satu-satunya cara supaya kalian bisa saling mengenal dengan baik dan bisa membuka peluang lebih lebar nantinya untuk menjalin hubungan ke jenjang yang lebih tinggi.Ingat, Ya. Segala sesuatu itu harus diperjuangkan, termasuk perasaan kamu sama putri Pak Baskoro. Oh ya, omong-omon