Share

Bab. 48

Iriani tak ingin luluh dengan tulisan permintaan maaf itu. Perempuan ini lebih tertarik mencari tahu bagaimana lelaki ini bisa masuk dan tahu-tahu sudah ngorok sambil memeluknya sesubuh ini.

Apa pintu kamar ini dicungkilnya atau di dobraknya. Apa ia senyenyak itu tidurnya hingga tak mendengar pintu ini dibuka paksa.

Iriani menggeleng jengkel. Baginya juragan Darsa ini seolah tak berperasaan, datang dan pergi seenak hati, seolah Iriani hanya boneka yang tak harus dianggap.

Bahkan Iriani mulai ilfeel. Permintaan maaf dan permohonan lelaki itu untuk memulai semuanya dari awal bersama Iriani, ia anggap hanya bualan semata. Andai dimasukkan kedalam hati, tentu akan menyakiti perasaannya sendiri.

Dilepasnya pergelangan berbulu itu yang setia melilit perut ratanya. Dengan pelan ditaruhnya pergelangan berkulit coklat itu di atas bantal guling, kemudian Iriani beringsut pelan-pelan turun kebawah.

Ingin segera mandi sebelum waktu subuh masuk. Namun belum sempurna kakinya memijak lantai, tubuhn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status