Share

44. Terpisah

"Kita lompat berdua, Mas. Kita selamat berdua." Istriku memekik ketika kuperintahkan untuk melompat ke sungai Batanghari.

Sementara para preman sudah berada di depan mata.

"Bailah, Lov. Ayo kita lompat bersama."

Lov mengangguk. Ia kemudian kubantu naik ke pagar jembatan Gentala Arasy. Ia berhenti dan agak ragu beberapa detik ketika netranya memandang aliran sungai. Sementara langit mendung menggelap dan petir membabi buta. Hujan rintik berkembangbiak, menggerojok bumi sekehendak hati.

Lov menatapku sedetik kemudian. Aku mangangguk. Ia pun tanpa pikir lagi melompat. Aku memanjat pagar jembatan pula. Namun ketika aku hendak menyusul Lov, kakiku dipegang salah seorang preman itu. Ia menarikku hingga aku harus turun dari pagar.

"Looov!" panggilku pada istriku yang sangat kucintai itu. "Aku akan menemukanmu. Tak peduli seberapa jauh dan lamanya." teriakku sekuat suara yang kupunya.

Aku mulai bertarung dengan para preman itu. Untungnya bantuan sudah datang. Jadi aku tak sendirian.

"Cepat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status