Share

67. Belaan Tara

“Intip, intip.” Ijah bergegas mengejakku mengintip dari dinding pembatas antara ruang makan dan ruang tamu. Suasana rumah masih terdengar riuh dengan banyak orang yang sedang membicarakan banyak hal. Mas Rama yang tadi memberikan sambutan sudah duduk bergabung bersama bapak-bapak di ujung ruang tamu sana. Bunda dengan beberapa tetangga. Sementara di dekat dapur sini adalah para warga komplek sebelah yang berharap amplop itu.

“Satu,” Ijah menghitung. “Dua, dan … tiga.”

“Huaaaaaaa!” teriak seorang wanita yang bertubuh agak gemuk itu sambil langsung berdiri, menjejak-jejakkan kaki ke lantai, tangannya mengibas-ngibas di depan mulut. Keningnya mengernyit, matanya menyipit. “Aaasiiiiiiin!” lanjutnya sambil setengah melompat-lompat.

“Buuuaaah!” wanita muda di sampingnya juga menyemburkan lontong sapi kare itu ke depan seorang ibu di depannya, tepat pula mengenai bajunya, membuat baju ibu itu basah sebagian. “Asiiin bangeet.”

Sementara aku dan Ijah Munica terpingkal-pingkal dari balik dindi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status