Share

36

Bu Melisa melotot. Ingin sekali tanganya itu menampar mulut lancang Aisyah. Namun ia berpikir kedepannya. Bagaimana jika Aisyah sakit hati? Lalu membawa pergi kedua cucunya? Sementara dia sudah menyiapkan rencana sedemikian rupa. Tak boleh gagal.

"Ah ya sudahlah. Nanti saya tanyakan sendiri ke Agam," kata Bu Melisa akhirnya. Kemudian netranya menyapu seluruh sudut rumah kontrakan Aisyah. Kecil. Namun Aisyah yang notebene seorang ART tampak pandai menata sesuatu hingga terlihat rapi.

"Kenapa cari kontrakan di kawasan padat penduduk seperti ini? Anak anak bagaimana? Apakah mereka betah?" tanya Bu Melisa

Aisyah menghela nafas pelan.

"Betah tidak betah Ma. Yang mengatur ini semua Mas Agam."

"Huft. Belum airnya juga. Bagaimana kalau justru airnya kotor? Nanti Mama akan minta kepada Agam untuk cari kontrakan yang lebih layak."

"Aku kira cari apartemen lagi Ma."

Bu Melisa menoleh dengan ketus.

"Tau diri Aisyah. Kamu itu siapa. Sudah mending Agam mau bertanggung jawab terhadapmu. Sudah mendin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status