Share

121

Aku hanya mengintip dari balik pintu ruangan perawatan Nasya di rumah sakit jiwa ketika akhirnya aku mengabulkan keinginan Tania untuk menjenguknya. Ternyata bukan hanya Tania, tapi ibuku pun meminta ikut saat kukatakan jika kami akan ke Bandung menengok Nasya.

Aku memilih untuk tidak ikut masuk, tak mau ada insiden yang tak kuinginkan lagi. Sementara Roy, yang juga ikut ke Bandung karena memang setiap weekend ia akan mengunjungi Nasya menemani ibu, Tania dan Khanza ke dalam ruangan Nasya.

“Ayah, Tante Nasya sakit apa? Kenapa nggak cantik seperti dulu lagi?” tanya Khanza sesaat setelah keluar dari sana.

“Ayah juga nggak tau, Sayang. Yang pasti Tante Nasya butuh doa dari Khanza agar ia cepat sembuh,” jawabku.

“Tapi Tante Nasya tetap baik sama Khanza, Ayah. Dia tadi meluk Khanza katanya kangen. Khanza juga kangen Tante Nasya.”

Aku melirik Tania, ia hanya mengangguk.

“Ibu tak menyangka Nasya bisa jadi seperti ini, Nak. Ibu kasihan melihatnya.” Kali ini ibu yang menggumam.

“Kita doakan sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status