Share

126

Aku tak menanggapi, sementara Roy masih terus mendesis lirih. Kulihat tangan wanita tadi semakin intens menjamah tubuh Roy.

“Terus lu blingsatan gini nggak merasa bersalah sama Nasya?”

“Gue laki-laki, Ry. Nasya nggak bisa ngasih gue yang seperti ini, jadi gue terpaksa. Akhhh!” Ia tak mampu meneruskan kalimatnya.

“Hey! Lu sewa kamar sana, brengs*k!” seruku.

“Haha, iya ... iya. Sepertinya harus begitu. Oiya, Nasya titip salam padamu. Dia sudah mulai membaik dan sudah diperbolehkan pulang ke rumah dan menjalani rawat jalan. Meski sesekali ia masih histeris dan kehilangan kesadarannya.”

“Jangan laporkan apapun lagi tentangnya padaku!”

Aku langsung keluar dari ballroom dan berniat meninggalkan pesta yang masih berlangsung panas setelah rangkaian acara penyerahan jabatan. Iseng kuraih ponselku dari dalam saku. Ya Tuhan! Banyak sekali panggilan tak terjawab dari nomor Tania, Nilam dan Gibran, juga beberapa pesan yang menumpuk belum terbaca. Otakku berpikir cepat, pasti ada sesuatu yang terja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Najat Agustin
knapa blm up mbak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status