Share

131

PoV Fahry

“Fahry! Nilam! A-apa yang kalian lakukan?” Gibran berseru saat melihatku memeluk Nasya di samping mobilku di arean pemakaman Hasan Lukman.

Buru-buru kulepas dekapanku pada Nilam sebelum Gibran menduga yang tidak-tidak.

“Hei, Gib. Itu tadi gue lagi nenangin Nilam, dia baru saja ketemu Nasya. Lu jangan salah sangka bro!” Terus terang saja aku merasa tak nyaman ketika Gibran memergokiku memeluk kekasihnya.

Gibran mengangguk, melirik Nilam sejenak kemudian menawarkan padaku dan Nilam untuk makan siang bersama sebelum balik ke Jakarta. Nilam sendiri hanya menunduk dan mengikutiku dan Gibran, bahkan dia juga tak terlibat pembicaraan apapun dengan Gibran. Mungkin dia masih sedih dan terpukul mendengar kecelakaan yang menimpa Hasan Lukman, mantan kekasihnya. Atau mungkin juga ia masih kesal dengan perlakuan Nasya tadi.

Saat makan siang di salah satu restoran terkenal di Kota Bandung pun, Nilam tak banyak bicara. Ia bahkan lebih memilih duduk di sampingku dari pada di samping Gibran.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status