Share

137

“Maaf, ya, Mas. Nilam belum tau apa saja yang harus Nilam siapkan untuk keperluan Mas Fahry.” Nilam sudah bangun saat aku keluar dari kamar mandi.

Pipinya terlihat merona merah saat melihatku keluar hanya dengan belitan handuk putih.

“Nggak perlu menyiapkan apa pun, Dek. Mas bisa nyiapin sendiri. Oiya, bagaimana tidurnya semalam?”

“Ghazy rewel, Mas. Semalaman nangis. Mungkin karena masih merasa asing dengan kamar ini. Makanya Nilam kesiangan bangunnya.”

“Loh kenapa nggak bangunin Mas semalam kalau Ghazy rewel?” Aku bertanya sambil mengambil pakaian kerjaku dari dalam lemari. Ia tak menjawab.

“Mas.”

Aku menoleh, Nilam seperti sedang ragu-ragu.

“Kalau Mas Fahry nggak mau tidur di kamar Mas karena ada Nilam. Nilam bisa kembali ke rumah ayah. Lagian Ghazy juga kelihatan tak betah di sini Mas.”

Aku menghampirinya, memegang pipinya dengan telapak tangan kananku. Pipinya terasa panas, atau mungkin karena tanganku yang dingin karena baru saja mandi.

“Maaf ya, Dek, kalau Mas udah bikin kamu t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status