Share

136

Sepulang dari kafe ngumpul dengan Gibran dan beberapa teman lainnya, aku terkejut saat memasuki kamarku. Kamar yang tadinya berantakan dan bau asap rokok itu kini telah rapi dan wangi. Aku terpaku sesaat di depan pintu kamar, entah kapan terakhir kamar ini serapi ini. Sejak Tania pergi, kamarku menjadi tempat yang menyeramkan bagiku karena semua kenanganku dengan Tania ada di kamar ini. Kucari-cari sosok yang telah membuat kamarku menjadi serapi dan sewangi ini, namun aku tak menemukannya. Hingga akhirnya aku membuka kamar Khanza dan menemukan Nilam sedang tidur sambil memeluk Ghazy di sana.

Nilam membuka matanya saat menyadari kehadiranku.

“Mas Fahry sudah pulang? Maaf Nilam ketiduran,” bisiknya, sepertinya ia takut Ghazy ikut terbangun.

“Kenapa malah tidur di sini?” tanyaku ikut berbisik.

“Nggak enak tidur di kamar Mas Fahry. Tadi abis Nilam bersih-bersih langsung ke kamar ini.”

Nilam memang sudah terbiasa tidur di kamar Khanza ketika menginap di rumah kami.

“Ibu dan Khanza ke rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status