AMBIL SAJA SUAMIKU 44Tiba di rumah, aku langsung mencari nomor Mas Hadi yang kemarin dia tinggalkan. Kucari di daftar kontak ponsel, tak ada. Lalu aku ingat bahwa aku menulisnya di notes kecil yang ada di laci meja front office.(Jeng, coba cari nomor Hadi, suaminya Mayang di laci meja front office.)Pesanku langsung dibalas Ajeng, sepertinya dia memang sedang memegang ponsel.(Hah? Ngapain Hadi kesini? Mayang udah ketemu?)(Belum. Besok aku ceritain. Capek ngetik. Yang penting nomornya dulu.)(Oke, wait.)Tak lama pesannya masuk lagi, berisi serangkaian nomor ponsel. Kemudian ada pesan lainnya.(Kay, sebetulnya, aku lebih suka kau berhenti berhubungan dengan Mayang, Hadi, keluarganya, bahkan anaknya. Kita nggak tahu kapan mereka akan mulai memasang perangkap seperti dulu lagi.)Aku tercenung sejenak. Nasehat Ajeng memang benar. Aku sudah pernah dikhianati satu kali. Mayang dan keluarganya adalah orang yang sangat manipulatif. Tapi, bagaimana dengan Mimi? Dia hanya anak kecil yang ta
AMBIL SAJA SUAMIKU 45Sungguh menyedihkan rasanya jadi aku. Tak punya hak untuk menolak atau memilih. Apalagi ketika lelaki itu mengeluarkan segepok uang dan memberikannya pada Mami Niki, yang menerima dengan mata berbinar."Bawalah, pulangkan dia besok pagi. Dengan uang sebanyak ini, kau boleh memilikinya semalaman," ujar Mami Niki sambil mengibas-ngibas uang itu di depan wajahnya.Lelaki itu tersenyum, lalu memberikan lengannya padaku. Sikapnya sopan tapi senyumnya sungguh misterius. Dia juga tak bicara sedikitpun. Mami Niki memberi isyarat dengan lirikan mata agar aku segera menyambut lengan itu. Pasrah, aku mengulurkan tangan dan dia membawaku keluar rumah, menaiki mobil yang parkir di halaman rumah."Kita mau kemana?"Dia memutar kunci mobil, lalu menyilangkan tangan di depan bibir, Lagi-lagi tak bicara. Apa lelaki ini bisu? Dia juga tak mau menatapku. Kontak mata kami hanya terjadi sekali dan itu selintas saja. Aneh sekali bagaimana dia bisa memilihku, atau mungkin, Mami yang me
AMBIL SAJA SUAMIKU 46"Kau mau tahu, Mayang? Kau penasaran kan siapa orangnya? ITU AKU."Rasanya kali ini aku benar-benar akan pingsan. Tubuhku lemas tanpa daya, sehingga ketika Mas Hadi meraih dan membanting tubuhku ke atas kasur, aku hanya bisa diam. Setengah hatiku merasa ngeri saat ingat bahwa di atas kasur ini jugalah Mas Arkan dihabisi oleh Bram. Mataku nanar menatap lubang ventilasi. Lalu tanpa kuminta, ilusi membuatku seakan bisa melihat mayat Mas Arkan yang tergantung-gantung disana."Tidaaaakkk!"Aku menjerit-jerit sekuat tenaga, tapi suaraku serak, hilang tertelan isak ketakutanku sendiri. Yang keluar hanya suara tercekik.Di hadapanku, Mas Hadi menatapku lekat. Tak ada lagi sinar cinta di matanya yang dulu membuatku muak. Ya, aku muak. Bagiku cinta tak lebih penting dari uang dan harta yang banyak. Dengan uang yang banyak, kau bisa melakukan apa saja, membeli apa saja. Tapi saat ini, di sini, aku sungguh berharap melihat lagi cinta di matanya itu. Sayang sekali, yang terli
AMBIL SAJA SUAMIKU 47Tentu saja itu cuma mimpi, atau lebih tepatnya adalah halusinasi akibat rasa takut yang berlebihan. Aku terbangun ketika sinar matahari menelusup dari sela-sela ventilasi. Sesaat merasa heran dengan keadaanku yang terikat di atas kasur. Lalu, saat mataku menatap ventilasi di atas pintu kamar yang tertutup, aku menjerit. Bayangan tubuh Mas Arkan tergantung di sana terasa tampak jelas. Aneh, padahal aku tak melihat mayat Mas Arkan, tapi bayangan itu tampak jelas.Lalu, sosoknya yang datang semalam juga kembali terbayang. Aku bersyukur bahwa semalam aku langsung jatuh pingsan sehingga tak perlu lama-lama melihatnya. Kemudian, aku menyadari bahwa semua itu hanya mimpi.Rupanya Mas Hadi benar, sia-sia saja aku berteriak sampai suaraku serak, tak ada satupun yang datang. Aku merinding membayangkan sendirian di gedung sebesar ini. Apakah Mas Hadi akan datang nanti, membawakan aku makanan dan minuman mungkin? Atau justru dia sadar bahwa apa yang dia lakukan ini melangga
AMBIL SAJA SUAMIKU 48PoV KAYYISAHari-hari menjelang pernikahanku terasa syahdu dan tenteram. Tak ada gangguan berarti, juga tak ada teror. Kuabaikan saja kemungkinan orang-orang yang mungkin mencibir mengingat betapa cepatnya aku move on dari Mas Arkan. Pesan-pesan mesra Arez mulai bermunculan hampir setiap malam menjelang tidur. Jarak yang pernah membentang di hadapan kami ternyata tak lantas mengikis keromantisannya. Arez dan segala tentang dia adalah semesta keindahan paling sempurna.Hingga pagi itu, aku yang sedang minum teh di depan televisi sambil menceklis apa saja persiapan yang sudah dan belum, dikejutkan oleh sebuah berita. Televisi yang menyala sejak subuh, menampilkan murottal, lalu lagu anak-anak dan entah sejak kapan berubah kembali ke setelan televisi, bukan lagi channel youtube seperti sebelumnya. Mungkin Bik Asih yang mengganti.…Seorang wanita ditemukan pingsan dalam keadaan dehidrasi dan kelaparan di gedung apartemen, dimana pernah terjadi kasus pembunuhan. Belu
AMBIL SAJA SUAMIKU 49'Jauhkan monster itu dariku!'Kata-kata Mayang terngiang. Kenapa dia mengatakan Mas Hadi monster? Apa yang terjadi? Kata dokter, Mayang sama sekali tak bisa ditanyai. Fisiknya memang mulai baik-baik saja, tapi jiwanya terguncang. Berulang kali dia menjerit, menyebut kata monster dan hantu. Polisi hanya bisa menerka-nerka apa yang terjadi karena di tempat itu, sama sekali tak ada jejak tertinggal. Apartemen itu milik seorang wanita yang sudah lama tinggal di luar negeri dan kosong. Selama ini, satpamlah yang memegang kuncinya. Sungguh aneh bagaimana Mayang bisa ada di sana.Saat ini, Mayang sudah dipindahkan ke ruang rawat dalam pengawasan polisi. Dia terpaksa diberi obat penenang ketika histerianya sudah diluar batas. Dokter bahkan mengatakan, ada kemungkinan dia akan dipindahkan ke rumah sakit jiwa jika tak juga membaik. Ya Tuhan, sebesar apa teror mental yang didapat Mayang di apartemen itu?"Sayang. Tolong berhenti mengurusi semua itu. Itu sama sekali bukan ur
AMBIL SAJA SUAMIKU 50"Tidak boleh. Kamu besok akan menikah. Lupakan. Ini sama sekali bukan urusanmu. Kau cukup tahu bahwa sahabatmu dan mantan suaminya sama-sama sakit jiwa."Ajeng melotot ketika aku mulai menanyakan kemungkinan untuk mengetahui keadaan Mayang dan Mas Hadi saat ini. Ajeng langsung menerobos kamar, tak peduli aku sedang dilulur. English Expert sudah kami liburkan hingga dia bisa tenang ada di rumah Mamaku, bergabung dengan para sepupu yang lain. Meski pernikahan sederhana saja yang kuminta, nyatanya tak bisa sesederhana itu jika sudah menyangkut dua keluarga besar."Tapi, yang mereka bunuh itu ayahnya Celia."Aku masih mencoba negosiasi. Entahlah, rasa penasaranku memang tak mudah hilang. Padahal, besok aku akan menikah."Nggak kataku. Aku dan Rayyan yang akan mencari tahu. Jika kurasa itu penting, aku akan beri tahu kamu. Jika aku tak bicara apa-apa, artinya tak ada yang penting. Mengerti?"Di saat seperti ini, Ajeng tampak mengerikan. Tapi, aku tahu dia melakukan in
AMBIL SAJA SUAMIKU 51PoV TIGALelaki itu bertampang sederhana, dengan celana kain berwarna hitam dan kemeja lengan panjang putih yang dia gulung sampai siku. Wajahnya bersih tanpa kumis ataupun janggut. Rambutnya ikal dengan sedikit uban dan disisir rapi. Tak akan ada yang menyangka dia mampu menjerat leher seseorang dan menggantungnya di ventilasi pintu meski orang itu sudah tak bernyawa."Saya dendam. Istri saya selalu membandingkan saya dengannya. Dia yang lebih segala-galanya dari saya. Bertahun-tahun selama pernikahan kami, setiap hari tak ada yang saya lewati tanpa mendengar istri saya menyebut nama lelaki itu. Sampai akhirnya dia saya bertemu wanita lain dan kami menjalin hubungan. Siapa sangka itu adalah bagian dari skenario istri saya. Dia dengan sengaja mengirim seorang wanita untuk merayu saya. Hal itu dia gunakan untuk menceraikan saya dengan alasan bahwa saya selingkuh, sekaligus untuk mendapat simpati Kayyisa, agar dia bisa masuk dan mendapat celah untuk merebut lelaki