Share

Bab 11

Aku mengelus perut dengan tangan yang tersambung selang infus. Kamu sudah tidak ada, Nak. Aku menelan saliva, berat. Tidak ada lagi hal yang bisa mengingatkanku pada Rico.

“Apa susahnya kamu nurut? Tak bisakah kamu sekali saja menjadi orang yang berguna? Papa bisa berikan kamu segalanya—“

“Aku tidak mau!” potong Albany, kini matanya menatap nyalang pada sang ayah. 

“AKu tidak punya ayah dan selamanya akan berlaku seperti itu,” lanjutnya menantang dengan suara yang tegas.

Om Hendro terpaku dengan wajah yang melongo. Mungkin dia tidak menyangka jika Albany akan menjawab seperti itu. Namun, sesaat kemudian, giliran aku dan Albany yang terpaku, saat tangan Om Hendro mendarat di pipi suamiku itu.

“Pa, jangan kasar begitu.” Tante Rita menarik lengan suaminya. Om Hendro tampak tersengal menahan emosinya.

Albany memegangi pipi kirinya dengan tatapan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rumiati Tampi
lucu ceritanya ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status