Share

Bab 37

***

Seharusnya dingin. Tapi rasanya hangat. Laluna berjalan tenang dengan tangan sedikit melebar menyeimbangkan gerak kakinya yang lurus melewati garis kuning trotoar bagi penyandang disabilitas. Malam sudah larut dan dingin sudah menyapa tapi rasanya Aji tetap merasa hangat. 

"Lo balik aja, Ji. Cari ojol buruan. Nanti kemaleman." Luna bilang begitu. Pada Aji yang sejujurnya masih asik menikmati hangat bersama Luna.

"Gue anterin sampe rumah." 

"Nggak usah. Nanti lo kemaleman sampenya." Luna meraih satu tas belanja miliknya kemudian bersiap melambai.

"Gue pengen tau rumah lo, biar besok bisa jemput." 

Luna terdiam begitu pula Aji. Apa terlalu kaku? Aji bukan modus, sungguh. Karena dari awal Aji mengajak Luna untuk berkunjung ke makam Zahra. Luna menerimanya dan sangat tidak gentleman jika Aji menyuruh Luna menunggu di pinggir jalan. Motor bang Banyu pasti tidak dipakai dan menganggur di rumah karena yang punya lagi sibuk.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status