Dulu Keira acap kali mendengar ungkapan yang mengatakan, Tuhan tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuan mereka. Dan ia amat sangat meyakini kata-kata itu. Bukan hanya sekedar meyakini, ia dulu juga kerap kali menggunakan kalimat yang sama untuk menguatkan rekan-rekan kerjanya di saat mereka galau. Tetapi saat ia sendiri yang tertimpa musibah, mempraktekkannya ternyata tidak semudah kata-katanya. Keira merasa kali ini Tuhan memberinya cobaan di luar batas kemampuannya. Dan ia takut kalau ia tidak akan lulus dalam menghadapi ujianNya kali ini.
Saat ini cobaan berat sedang melanda keluarganya. Ayah Restu ditahan di kepolisian atas dugaan korupsi dan gratifikasi. Beberapa perusahaan yang tersandung masalah hukum, ramai-ramai menuding ayah Restu sebagai pihak yang menerima upeti dari perusahaan mereka. Mereka menyebutnya sebagai kompensasi tutup mulut. Berita mengejutkan lainnya adalah, para petinggi partai yang sebagian besar pejabat, kompak menumba
"Sudah puas belum menangisnya?" Keira yang masih merasa sedih, tidak bisa menjawab pertanyaan Rasya. Ia hanya berusaha menghentikan tangisnya. Tetapi menghentikan tangis saat sedang sedih-sedihnya seperti ini memang tidak mudah. Napasnya sampai tersengal-sengal karena berusaha menahan isakan yang masih saja ingin keluar. Setelah menarik napas panjang beberapa kali, ia berhasil sedikit lebih tenang. Walaupun isakannya sesekali masih lolos juga."Saya sedih sekali, Pak. Mengapa masalah seperti tidak ada habisnya menimpa keluarga saya? Saya rasa-rasanya sampai ingin protes kepada Allah. Mengapa hanya saya saja yang dicobaiNya? Apa tidak ada orang lain lagi yang ingin Ia beri cobaan?" Tanpa sadar Keira menjeritkan kekesalannya. Setelah sekian lama menyimpan beban sendirian, akhirnya ia meluapkan juga semua perasaannya. Ia ingin membuang sebagian bebannya. Ia capek terus memikulnya sendirian."Kadang saya iri melihat teman-teman saya.
Ini adalah kali pertama Keira menjenguk Keisha setelah adik kembarnya itu dipindahkan ke Rumah Tahanan. Saat ia menjenguk adik kembarnya pertama kali dahulu, posisi Keisha masih sebagai tahanan titipan. Karena pada waktu itu Keisha belum menjalani persidangan. Setelah berkali-kali sidang dan vonis akhirnya dijatuhkan, Keisha kini telah dipindahkan ke Rutan. Dan ini adalah kali pertamanya menjenguk Keisha di Rutan. Hari ini Keira menggantikan ibunya membesuk Keisha, karena ibunya sedang sakit. Setelah gigih berjuang siang malam mencari rumah kontrakan dan bolak balik ke rumah sakit, ibunya tumbang juga. Makanya sekarang gantian. Kini dia lah yang mengurus semuanya. Termasuk tugas untuk menjenguk Keisha di setiap hari Selasa. Tangannya penuh dengan makanan kesukaan Keisha hasil masakan ibunya sendiri. Ibunya kasihan melihat Keisha yang makin hari semakin kurus saja di sana katanya. Inilah
Saat asistennya memberitahu bahwa Panji ingin bertemu, Rasya sudah siap lahir bathin. Akhirnya saat yang ia tunggu-tunggu datang juga. Ia tahu, suatu saat Panji akan datang padanya karena masalah Keira. Hanya tinggal masalah waktu saja. Sejurus kemudian asiatennya masuk diikuti oleh Panji di belakangnya. Setelah asistennya menutup pintu, suasana seketika hening. Mereka berdua sama-sama merasa canggung seperti dua orang asing yang pertama bertemu. Padahal sedari kecil mereka telah berteman. Saling support dan saling meledek adalah makanan mereka sehari-hari. Mereka berdua memang tumbuh besar bersama."Gue sama sekali nggak nyangka kalau persahabatan kita akan jadi seperti ini, Sya," gumam Panji lirih. Sesungguhnya ia merindukan masa-masa akrab mereka dulu. Jujur, ia sudah capek bermusuhan terus dengan Rasya. Karena sesungguhnya teman yang paling mengerti dirinya itu adalah Rasya. Abang kandungnya sendiripun sering salah mengartikan keinginannya. Ab
Keira menyapukan bedak padat tipis-tipis ke wajahnya. Dilanjutkan dengan membingkai alis, mengulas maskara dua kali pada bulu mata lentiknya. Ia mengakhiri dandanannya dengan sapuan tipis lipstik merah muda pada bibirnya. Hasil akhir dari rias wajah ala kadarnya ini ternyata cukup memuaskan. Wajahnya sekarang terlihat lebih sehat dan segar. Masih merasa kurang yakin dengan penampilannya, Keira merogoh-rogoh pouch kosmetik. Mencari blush on berwarna peach kesukaannya. Setelah menemukannya, ia tersenyum manis di cermin sembari menyapukan kuas mengikuti tulang pipinya. Ia mendapatkan tips cara mengulas pipi yang benar melalui salah satu beauty influencer yang diikutinya. Salah satu tipsnya adalah, tersenyum dahulu sebelum mengulaskan blush on. Dengan tersenyum, tulang pipi akan terlihat, dan di sanalah sebaiknya blush on dibubuhkan. Dan, voila! Dalam sekejab wajah cerah merona t
Keira menguap lebar. Nyaris membelah wajahnya menjadi dua bagian. Sebenarnya ia sudah sangat mengantuk. Setelah seharian berjibaku dengan pasien-pasien di rumah sakit, rasanya ia ingin sekali membaringkan tubuh sejenak. Menikmati nyamannya kasur dan aroma harum malaikat kecilnya. Hanya saja, saat ia melirik tubuh ringkih ibunya yang masih saja sibuk meracik berbagai bumbu masakan, rasa lelahnya menguap seketika. Ibunya juga tidak kalah lelah. Bahkan pasti lebih lelah. Mengolah berbagai macam masakan untuk katering hanya berdua dengan Mbak Ani, bukan hal yang mudah. Selain itu, ibunya juga masih harus berjualan lauk matang. Di tambah lagi mengasuh Dhira, lelahnya sudah pasti berkali-kali kali lipat. Tapi toh ibunya tidak pernah mengeluh.Oleh karena itulah, ia tetap berada di dapur sederhana ini. Menusuk satu demi satu telur puyuh yang sudah dibumbui hingga menjadi sate yang menggiurkan. Selain menjual lauk matang, ibunya juga menjual beraneka macam sate. S
"Hati-hati jalannya Pak Restu. Di sana ada tanjakan," Keira yang sedari tadi menunggu-nunggu kepulangan ayah Restu, langsung bersujud syukur. Akhirnya hari yang ia tunggu-tunggu tiba juga. Rasa haru menyesakkan dadanya, saat kembali bisa melihat ayah Restu setelah sebulan lebih ayah Restu ada dibalik jeruji besi. Hanya saja ia sedikit heran saat melihat ayah Restu keluar dari mobil Rasya, dan bukan mobil Om Bima. Rasya jugalah yang memapah ayah Restu. Mengapa Rasya ada di antara ayah Restu dan Om Bima? Padahal pengacara ayah Restu kan Om Bima."Iya, saya tahu. Saya ini cuma stroke, Anak Muda, bukan buta." Keira menangis lega saat mendengar omelan ayah Restu pada Rasya. Kalau ayah Restu sudah bisa mengomeli orang seperti ini, itu artinya keadaannya baik-baik saja. Walaupun cara berbicara ayah Restu agak aneh karena strokenya, namun masih dapat dimengerti. Alhamdullilah."Selamat siang, Yah. Ah, akhirnya Ayah pulan
"Ini, kamu pelajari dulu duplik kita untuk menjawab replik dari Panji senin mendatang," Keira menerima berkas yang diangsurkan Rasya. Saat ini ia sedang mengisi perutnya di kantin rumah sakit. Saking buru-burunya berangkat, ia tadi sampai melupakan bekalnya. "Saya boleh duduk di sini kan?" tanya Rasya seraya menarik sebuah kursi di depannya."Tentu saja boleh. Kantin ini kan bukan milik saya," sahut Keira datar. Ia memang bersikap pura-pura acuh. Padahal sebenarnya jantungnya tengah Senam Kesegaran Jasmani saking girangnya."Iya saya tahu. Kantin ini memang bukan milik kamu. Saya lah yang milik kamu. Permanen dan tetap. Alias tidak biaa diganggu gugat," balas Rasya tak kalah datar. Namun ada tawa jahil di bola mata hitamnya. Kantin memang sedikit ramai. Pa
Dan di sinilah sekarang ia berada. Duduk bersila di atas tikar, berbaur dengan keluarga para pengunjung tahanan yang ingin menjenguk orang-orang terkasihnya. Dari supermarket tadi ia memang langsung ke LP. Ia sudah tidak sabar untuk mengorek keterangan dari mulut Keisha. Demi Tuhan, adik kembarnya ternyata sanggup penyimpan rahasia sebesar itu. Ia melirik pergelangan tangannya. Lima belas menit telah berlalu. Namun batang hidung Keisha belum juga terlihat. Padahal sekitar satu jam lagi, waktu berkunjung akan habis. Keira semakin gelisah. Berbagai macam dugaan singgah di kepalanya. Apakah adik kembarnya itu sakit? Atau Keisha memang sengaja tidak ingin menemuinya? Jangan-jangan Pandu sudah terlebih dahulu memperingatkan adik kembarnya ini untuk menghindarinya. Ya siapa tahu bukan?Demi membunuh waktu, Keira memilih untuk berseluncur di dunia maya. Keningnya berkerut saat melihat postingan IG Rasya sekitar satu jam lalu. Rasya memposting photo siluet dirinya