Share

Bab 42. Audrey dan Edwin Bertengkar

"Ya Allah, saya hanya ingin fokus wirausaha. Bukan mengabaikan tugasku dalam mengurus anak. Apakah hamba salah?" gumam Audrey di dalam kamar, di sela-sela isak tangisnya.

"Audrey! Maafkan aku, tolong buka pintunya. Kita belum selesai bicara," panggil Edwin dari luar.

Perempuan itu tidak membalas dengan ucapan apapun, hanya tangisan yang semakin deras keluar dari mulutnya.

Edwin gelisah untuk beberapa saat. Tiba-tiba dia merasakan ada yang memeluk perutnya dari samping.

Pria itu menunduk, melihat sang putri kecil yang datang entah sejak kapan. "Eh, Sayang! Udah bangun?"

"Mama kenapa nangis, Pa?" tanya Dianti, yang mendengar suara memilukan dari dalam kamar.

"Mm, nggak papa. Mama nggak kenapa-napa, kok," sahut Edwin gugup, karena tak mau anaknya panik.

"Pasti Mama sedih gara-gara aku ngambek, ya, Pa? Kalau gitu, Dianti menyesal, deh!" ujar Dianti dengan wajah murung.

Papanya bertambah bingung mau jawab bagaimana. "Bu-bukan begitu, Sayang. Mama cuma-"

"Ma! Buka pintunya, Ma! Dianti minta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status