Share

Chapter 16

Ada perasaan senang menyeruak cepat memenuhi dada. Dia berdiri tegak dengan sebelah tangan tenggelam di saku celananya. Sesekali jemarinya naik ke atas menggaruk sisi lehernya. Berkali-kali mengulas senyum. Dari cara dia berbicara dan bahasa tubuh, kurasa dia sosok yang menyenangkan. Menenangkan tepatnya. Lamunanku buyar ketika dia berdeham keras dan kembali duduk di tempatnya semula.

“Sudah malam apa kamu mau pulang sekarang?”

Aku mengangguk. Menenggelamkan senyum yang hampir mengembang di sudut bibir. Entalah kenapa tiba-tiba aku merasa ganjil. Luapan emosi yang aneh.

“Oke, saya antar ya?” Dia menatap sejenak menunggu persetujuanku. Tetapi aku menggeleng. Agak ragu sebenarnya. Hati kecilku menginginkan bersamanya lebih lama lagi. Berbeda jauh dari perasaan sebelumnya. Apa ini berarti tanpa sengaja pintu hatiku mulai terbuka?

Tidak. Aku belum siap. Aku belum ingin menerima siapapun setidaknya untuk waktu satu atau dua tahun ke depan. Aku takut terulang kesalahan yang sama, luka yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status