Share

Chapter 23

Tidak tahu kenapa meski dia tersenyum dan mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri padaku, aku melihat perubahan tidak wajar ekspresi wajahnya. Sorot matanya yang semula cerah menjadi suram. Sekilas dia melirik pada Akhtar dengan ekor matanya.

“Nazira.” Dia mengangguk dan tersenyum seraya menyebut namanya. Meski senyumnya kentara sekali dipaksakan.

“Maikana.”

“Ini Mama kita.” Shaili menautkan jemarinya di sela-sela jemariku.

“Ya, sudah siap berangkatkan?” Akhtar memecah kebekuan.

Setelah menciumi keduanya Akhtar mempersilakan mereka berangkat dengan dibonceng menggunakan sepeda motor oleh guru mengaji mereka. Sedangkan aku memandangi mereka menjauh sampai benar-benar lenyap diujung jalan.

“Biasanya mereka mengaji privat di rumah jadi guru mengaji mereka yang datang ke rumah.” Tiba-tiba Akhtar bersuara membuyarkan lamunan. “Tapi sejak ibu di rawat saya berinisiatif agar mereka belajar di rumah ustadzahnya saja.”

Aku mengangguk. Sejenak tatapannya terpancang di mataku membuatku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status