Share

Chapter 24

"Aku sengaja berdiri di bawah hujan, agar kau tidak tahu aku sedang menangisi kenangan yang pernah ada di bawah derainya."

_____

(Ryu Anggara)

Hujan menghantam kuat atap mobil. Bergemeratak. Menderu-deru menghampakan hati. Menyengkapku pada sudut paling sunyi. Jalanan bising oleh suara-suara klakson dari barisan kendaraan yang padat. Mengular. Terjebak pada satu lajur menanti lampu rambu berganti warna. Tapi aku tak terlampau peduli. Sebab aku memang tidak sedang buru-buru. Tak ada yang aku kejar tidak pula ada yang menunggu kedatanganku. Dalam hidupku kini waktu hanyalah bangkai yang akan membusuk bersama kepedihan dan penyesalan. Tak ada yang benar-benar berarti.

Nyaris sepuluh menit kira-kira, lampu lalu lintas menyala hijau. Mengurai perlahan simpul-simpul kepadatan jalan yang seringkali memusingkan. Tapi tidak untuk saat ini. Ketika suara hujan terdengar riuh. Syahdu. Aku menyukainya. Selalu suka. Seperti halnya dia.

Mai, kau suka hujan. Selalu suka katamu. Setiap kali.

‘Aku suka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status