Share

Bab 73

Selepas dua gadis tadi pergi, aku menyusul Dewa masuk ke mobil. Ketika di dalam, kutuntaskan gelak tawa. Aku tak berhenti tertawa saat mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

"Kamu ketawanya lepas banget. Aku seneng liatnya." Dewa berbicara sambil membenarkan posisi spion yang ada di depannya.

Sejenak kuhentikan tawa. "Habisnya Mbak tadi lucu banget. Duh, gak kebayang gimana malunya, tuh."

Sambil memasang seat belt, Dewa kemudian menyalakan mesin mobil. "Biarin aja. Mungkin itu cara mereka untuk membahagiakan dirinya sendiri." Suamiku itu perlahan melajukan mobil.

Di sepanjang jalan, aku masih menyerocos membicarakan dua gadis tadi. Pun dengan Dewa. Sesekali kunikmati pemandangan wajah suamiku yang semakin hari semakin menyenangkan. Dewa yang sekarang di sampingku ini seperti bukan Dewa saat bersama Nindi. Dia benar-benar berubah tiga ratus delapan puluh derajat.

Tak terasa kami tiba di rumah. Tampak Mang Dikin baru keluar, sepertinya beliau baru pulang menjemput Papi.

"Den, ditu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status