Share

Bab 79

Tempat tujuan mereka adalah perbukitan. Dedaunan pohon sudah gugur, juga tidak ada tanaman lain di bukit. Hanya tampak jalan setapak berliku-liku yang mengarah ke puncak gunung.

Angin berderu dengan kencang, seperti tangisan para hantu.

Alfred berdiri di bukit dengan kedua tangan di belakang badan. Dia menerawang jalan setapak di sebelah kiri. Sebuah nisan tak bernama berdiri di sisi jalan setapak itu.

Alfred berkata pada Intan, "Nisan tak bernama itu dibuat oleh warga Kota Glasier untuk ayahmu. Dia mengadang jalan setapak itu dan tertusuk banyak panah, tapi tetap berdiri dengan bantuan pisaunya."

Intan berlinang air mata. Intan sudah membuat persiapan batin karena menduga Raja Aldiso akan membawanya ke tempat kematian ayah, tetapi hatinya tetap sangat amat sakit.

"Saat itu, dia memimpin pasukan ke sini dan mencegat makanan yang dikirim ke Kota Glasier oleh Negara Lonis. Dia ingin berjuang mati-matian. Sayangnya, pasukan sangat lelah setelah beberapa penyerangan berturut-turut. Saat it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status