Share

32. Kamar Jexeon

Mungkin, dia lupa bahwa aku hanya berdiri dengan satu kaki. Belum sempat mengambil tongkat, dia menarik dengan sangat keras hingga aku jatuh tersungkur ke lantai.

Tangan kiriku berusaha menahan badan sementara tangan kanan masih dicengkeram Roan. Sakit sekali, sepertinya memar. Melihatku terjatuh Roan melepaskan tangannya.

Ini memalukan, apalagi di depan Tasya yang sering mengejek kakiku.

"Yua!" Jexeon segera menunduk dan membopongku, menatap Roan yang hanya terpaku di tempat.

Aku pasrah digendong, memalingkan wajah dari Roan. Dia masih sama. Selalu saja menyakitiku, sungguh bodoh karena dulu berpikir Roan akan melindungi.

"Yua, aku tidak bermaksud--"

Ucapan Roan dipotong Jexeon.

"Apa kamarku masih ada?" tanya Jexeon.

"Masih utuh seperti dulu. Bawa Yua ke sana, dari dulu kamarmu selalu dibersihkan. Nanti Ayah akan suruh pelayan mengambilkan obat."

Om Rasyid menyilakan Jexeon untuk membawaku ke lantai atas.

Meninggalkan Roan dan semua orang yang ada di sana, terdengar ribut-ribu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Husna Rafliazzahra
roan hanya tidak berani bicara yang sejujurnya bahwa dia hanya butuh waktu untuk mengembangkan perusahaan menjadi besar,tapi disini yua juga tidak bisa menunggu lebih lama,inti nya kalian berdua tidak jodoh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status