Share

33. Meja Makan

Sampai siang kami di sana, Om- eh Ayah, sekarang Om Rasyid sudah jadi mertua, aku harus membiasakan diri memanggil Ayah seperti Jexeon. Mengajak kami makan siang bersama.

Setelah salat dhuhur kami turun, suasana di lantai bawah sudah jauh lebih tenang. Duduk saling berhadapan dengan Roan di meja makan, sungguh ini canggung sekali.

"Kenapa kau menikah dengan Jexeon?" tanya Roan.

Sekarang sepertinya dia sudah yakin bahwa aku benar menikahi kakaknya. Aku melihat sekilas sorot mata Roan yang penuh kekecewaan. Matanya merah, seperti menahan amarah.

Dia adalah orang yang selalu tenang dan bisa menjaga cara bicara, tetapi kenapa sekarang dia bertanya hal itu di depan semua orang?

"Karena dia mau menikahiku," jawabku sembari membalik piring. Bersiap untuk makan.

"Apa kau sangat murahan sampai menikah dengan sembarang orang?"

Pertanyaan sangat menusuk, aku mengepalkan tangan. Dia sendiri yang tidak mau menikahiku, sekarang malah mempermalukan aku di depan keluarganya.

"Iya, benar. Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Melva Niay
gw seneng deh sama yua keren pisan. salah sendiri hati orang dimainin. roan...roan... terlalu bermain2 mamam tuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status