Share

Bab 29 Ibu Mertuaku Meminta Maaf

gak boleh bilang gitu, Wo!” sanggahku.

“Yah, untuk apa lagi kasihan sama orang kayak mereka, Bu. Toh, dari dulu, apa pernah mereka bantu atau kasihan sama kita?”

“Kita, kan, gak tahu bagaimana hati orang, Wo.”

“Udahlah, Bu. Aku gak jadi tambah. Selera makanku hilang kalau udah bicara tentang mereka.” Dewo beranjak dan membawa piring kotornya.

Anakku Dewo sangat berbeda dengan Masno. Dia cenderung lebih keras daripada abangnya. Tapi aku tak menyalahkannya atas keadaan ini, sebab semua yang ia katakan adalah benar.

***

“Bu, aku titip Dewo hari ini, ya. Soalnya aku ada rapat di Pakam dan pulangnya agak lama. Kasihan kalau harus kubawa jauh-jauh,” pintaku pada ibu. Waktu itu usianya masih lima tahun.

“Awas aja kalau anakmu ini nyusahin aku di rumah, habis dia kubuat!” ancam ibu mertuaku. Segera kuhampiri Dewo dan mengingatkannya untuk jadi anak baik selama bersama neneknya.

“Bu, aku gak mau cama nenek, aku mau ikut ibu ajalah.” Dewo menolak kutinggalkan bersama neneknya.

“Gak bisa, Sayang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status