Share

JUMPA PERS

Ana masih saja meringis. Dia berusaha mengatasi dirinya. Dia hanya sedikit saja mengetahui masa lalunya. Amara menampik tangan Ana yang masih mencubit pipinya.

"Jangan menyentuhku, wanita sialan," umpat Amara.

"Ah, Tante. Kenapa seperti itu dengan keponakan sendiri?"

"Keponakan? Kau salah besar!" Amara menyodorkan kertas berisi tes DNA. "Kau bukan anak kandung kakakku. Makanya aku membuangmu. Kau bukan siapa-siapa."

"Sudahlah!" Nyai berdiri di antara mereka. "Aku sudah menduganya. Dia menyerahkan dirinya begitu saja kepada lelaki tidak dikenal. Dan, anakku korbannya--"

"Ibu!" teriak Anggara. Dia menarik Ana dan berdiri di hadapan ibunya. "Aku yang salah. Saat itu aku masuk dan melakukannya. Jika aku lelaki baik-baik, aku tidak akan melakukan hal biadab itu. Aku yang bersalah, Ibu."

"Cukup!" Nyai berteriak. Dia mendekati Anggara dan memegang kedua pundak anaknya. "Untung saja ada adikmu. Kalau tidak, kau malah akan terjebak."

Ana mengepalkan kedua tangannya. Dia tidak akan terima sang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status