Share

Maksi Bareng

"Dia bukan tipe saya, Pak. Nggak ada yang PDKT juga." sanggah Adim cepat tanpa melihat ke Dena yang sudah berdiri di sebelah pria itu. Ia pamit berjalan keluar ruang rapat, lalu duduk di meja kerjanya lagi. Dena diam, mendadak kepikiran ucapan Adim tadi.

Ia menggelengkan kepala dengan cepat, lalu fokus menatap monitor komputer, memeriksa pekerjaan lagi. Ternyata, masih saja kepikiran, seenaknya Adim bilang kalau Dena bukan tipenya. "Mulutnya nggak bisa nyenengin orang amat kalau ngomong, nggak tau kalau bisa nyakitin. Apa emang gue nggak bisa jadi tipe yang di mau laki-laki, ya? Mas Tara aja jadinya gini, kan? Malah..., hah..." desah Dena.

Lalu, kedua matanya melirik ke layar ponsel miliknya. Pesan masuk dari Adim ia terima.

Adim : "Makan siang bareng. Tungguin aku di basement dekat mobil aku. Sedan hitam ada sticker bendera Indonesia di sudut kaca belakang sebelah kanan."

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status