Share

46. Kapten dan Calon Prajurit 2

Ruangan berukuran 4x5 meter itu terasa sangat luas bagi Karleen yang sedang duduk berhadapan dengan Warren. Tidak seperti kamarnya, ruangan Warren sangat hangat. Karleen mengedarkan pandangannya. Matanya mendapati sebuah pemanas. Pantas saja ruangan Warren sangat hangat.

“Hmm, Warren? Apa yang ingin kau katakan kepadaku?” tanya Karleen selepas menyesap teh buatan Warren.

“Besok, aku minta tolong jangan terlalu menonjol. Kau sudah tahu pakaian apa yang harus dikenakan besok, bukan? Jangan berdandan berlebihan,” ucapnya yang tidak berani menatap mata Karleen.

“Eh? M-maksudnya?” Karleen tidak menyangka akan mendengar perintah seperti itu dari bibir Warren.

“Pokoknya kau harus bersikap seperti biasanya.” Warren menutup sebagian wajahnya dengan telapak tangan kanannya.

“Baiklah Kapten,” balas Karleen.

“Jangan memanggilku kapten di saat kita hanya berdua. Atau mungkin kau bisa memanggilku Arren?”

Karleen membulatkan matanya. Dia seperti pernah mendengar nama Arren di suatu tempat. “A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status