Share

BAB 79

Wajahnya tertunduk. Isak tangis tertahan lelaki itu membuat punggungnya terlihat terguncang hebat. Aku tak tahu harus berbuat apa. Harapanku satu-satunya adalah meminta bantuan pada laki-laki di ujung meja yang terus menatap keberadaan kami.

Namun lagi-lagi aku tercengang manakala melihat asisten Pak Guntoro hanya mengangguk perlahan tanpa bergerak dari posisi duduknya. Posisi kami yang berjarak kurang lebih lima meter itu membuatku mampu melihat ekspresi wajahnya yang penuh keprihatinan.

Sebagai asisten pribadi Pak Guntoro, kuyakin dia tahu persis apa yang membuat lelaki tua di hadapanku menyimpan duka sedalam ini. Tatapan lelaki itu seolah mengatakan aku tetap diam di tempatku duduk dan mendengarkan apa yang Pak Guntoro katakan.

“Berkali-kali Satya mengatakan, dia melihat dua orang lelaki berboncengan motor membawa senjata api mengejar mobil orangtuanya. Bahkan dia sempat mendengar bunyi letusan senjata api sebelum mobil orangtuanya terjun ke dalam jurang yang akhirnya membuat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status