Share

BAB 80

Kudekati tubuh Satya yang mematung di tempatnya duduk. Kedua tangannya mengepal dan dijadikan tumpuan dagunya. Matanya menerawang, menatap ruangan di depan sana dengan wajah yang tak bisa dijelaskan. Bahkan kedatanganku di sisinya mungkin tak sampai dia sadari sebelum kusentuh perlahan pundaknya.

Laki-laki itu terlonjak. Wajahnya sedikit mencair, tak setegang tadi, meski bibirnya berat mengurai senyum untukku.

“Rindu? Bukannya ini sudah malam? Kau pulang saja,” ucapnya dengan nada perintah. Aku yakin dia dihubungi oleh asisten kakeknya hingga tahu laki-laki itu dilarikan ke rumah sakit terbaik di kota ini.

Aku menggeleng. Tak mungkin meninggalkan Satya seorang diri seperti ini. Apalagi tak mungkin menghubungi Andira yang kudengar sedang berbulan madu ke tanah seberang.

“Bintang sudah kuberi tahu. Dia aman bersama Mbak Tini. Kau tenang saja,” jawabku berusaha menghilangkan kekhawatirannya. Aku mendesah, mengeluarkan beban berat yang terasa menghimpit dadaku. Di saat seperti ini pun Sat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status