Share

122. Masa Kelam yang Mengubah Seorang Arnella

Pelayan itu maju beberapa langkah, mendekat pada Arnella. Dia berjongkok di sisi sofa sambil memandang pada Arnella yang masih menangis.

"Apa aku salah kalau aku ingin putraku mendapat yang lebih baik? Aku tidak mau dia dihina orang seperti yang aku alami. Aku tidak mau." Dengan tangis belum reda, suara sedikit bergetar Arnella menuangkan rasa sedihnya.

Pelayan itu tidak tahu harus bicara apa. Dia hanya memandang pada Arnella yang terlihat begitu terpukul karena Arnon.

"Aku bantu Nyonya ke kamar, Nyonya istirahat saja di dalam." Pelayan itu memberanikan diri membujuk Arnella.

"Wati, kalau kamu jadi aku ... kamu pasti mau yang terbaik buat anakmu, kan?" Arnella mengusap pipinya.

"Iya, tentu, Nyonya." Wati menjawab sambil menganggukkan kepala.

"Kenapa Arnon justru membenci aku sekarang?" Dengan ucapan itu, Arnella kembali melepas tangisnya.

Wati tidak menjawab. Dia sedikit memaksa membantu Arnella berdiri dan memapahnya menuju ke kamar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status