Share

155. Senyum yang Menyejukkan

"Oke, aku akan siapkan. Kita besok perlu bertemu lagi. Setelah itu aku atur waktuku untuk pergi melihat langsung ke lokasi. Menurutmu kapan waktu yang paling tepat, Riko?" Arnon bicara serius dengan Riko. Tidak bisa menunda urusan meskipun kepalany sangat berat, rasanya ada benda besar yang memukul-mukul hingga berdenyut begitu kuat.

"Kita tunggu dalam dua atau tiga hari, Arnon. Mudah-mudahan ada perkembangan baik. Jika memang belum ada kemajuan signifikan, okelah, kamu berangkat. Kamu fokus dengan kondisimu saja. Aku kuatir tekanan kamu naik." Suara Riko terdengar di telinga Arnon.

"Baiklah, aku akan segera tidur setelah ini. Thank you, Riko. Tapi jangan ragu mengabari aku, jika ada sesuatu." Arnon memutus panggilan. Dia meletakkan ponsel di sebelah bantal. Hampir dia merebahkan tubuhnya, Fea masuk lagi ke kamar.

"Yuk, Papa makan, biar cepat sehat lagi." Fea duduk di sebelah Arnon. 

"Hmm, harum. Makin pintar saja istriku. Bisa kutebak, ini pasti

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status