Share

158. Senyum yang Menghilang

Stefi terlihat resah saat bicara di telpon dengan Irvan. Stefi tahu Irvan pasti sangat terkejut karena kabar yang Stefi sampaikan.

"Rumah sakit? Muti sakit?" Irvan jelas bicara dengan nada cemas. Suara ceria pria itu lenyap.

Stefi menarik nafas dalam. "Bukan, Ir. Muti baik-baik. Ibu ..."

"Ibu? Ibu kenapa?" Suara Irvan makin naik. Rasa cemas makin bertambah mendengar kabar ini. 

Dengan sedih Stefi mengatakan yang terjadi. Irvan pun memutar haluan, bukan ke butik tapi langsung menuju ke rumah sakit. 

Beberapa menit berikut dokter keluar ruangan dan menyampaikan kondisi Kartika. Tekanan darahnya terlampau rendah, hingga kehilangan kesadaran. Dokter sudah melakukan penanganan dan masih menunggu perkembangan dalam beberapa jam ke depan.

Stefi benar-benar sedih. Matanya beberapa kali basah, meskipun dia berusaha menahan diri agar tidak menangis.

"Stef, sebentar lagi anak-anak pulang sekolah. Aku harus menjemput mereka. Lalu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status