Orang yang masuk itu adalah Mira. Setiap Selena memasak makanan obat, dia selalu datang untuk menyaksikan. Kekuatan sihir macam apa yang dimiliki Selena sampai Rudy memuji-muji dia?Namun, dia tidak pernah menyangka akan mendapati pemandangan seperti ini. Jasper bergerak sangat cepat, sedangkan Selena tampak tertegun dan tidak menghentikannya.Mira sangat mudah tersulut emosi karena masalah Michelle dua hari ini. Kini, dia mendapati lagi masalah dengan anak laki-lakinya, mana mungkin dia bisa menahan diri?Mira langsung mengangkat tangannya dan menampar wajah Selena. Dia lalu menarik Jasper ke belakangnya dan menampar wajah putranya. "Bu, kamu sedang apa?""Sudah sejak lama aku merasa aneh, apa yang terjadi sampai Rudy sekaligus kamu bisa sedekat itu dengan orang luar? Aku sudah memintamu untuk pergi kencan buta beberapa hari ini, tapi nggak ada yang cocok. Adikmu sudah cukup bikin masalah, kamu juga mau ikut-ikut membuatku marah?""Ibu, kamu salah paham. Aku dan Vanessa nggak ada apa-
Jasper bukanlah orang biasa. Selena juga tidak memiliki dendam dengannya. Jika ini terus berlanjut, entah apa yang akan terjadi.Selena menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nyonya, tolong jangan salah paham. Aku sama sekali nggak tertarik dengan Tuan Jasper. Aku sudah punya anak dan punya suami."Berbeda dengan sikap biasanya yang tertutup, Jasper berkata terus terang, "Bukannya kamu lupa tentang dia? Lalu bagaimana kalau kamu nggak bisa mengingatnya seumur hidup? Aku dengar kamu punya anak perempuan, aku nggak keberatan menganggapnya sebagai anakku sendiri. Vanessa, perasaanku tulus padamu."Dengan suara "plak!" keras, Mira menamparnya tanpa belas kasihan. "Anak nggak tahu malu, ngomong apa kamu hah? Kamu ingin membuatku mati karena terlalu marah? Aku minta kamu cari istri, bukan yang bekas pakai dan dibebani anak! Kamu sudah gila ya?""Bu, aku sudah dewasa sejak lama. Aku tahu apa yang aku lakukan."Selena mengangkat tangannya dengan lemah. "Ehmm ... aku perlu menyampaikan sesuatu. Pak R
Dua hari kemudian, Renata mengajak Jasper bertemu di luar dengan penuh gembira."Kak Jasper, aku sudah cari parfum yang kamu minta.""Coba kulihat."Di depan Renata ada cukup banyak parfum dan dia memperlakukan semuanya seperti harta berharga. "Lihat, ini khusus yang pakai tanaman obat. Wanginya mungkin nggak terlalu enak, coba dirasakan.""Memangnya se-nggak enak apa?"Dia merasa ada sesuatu yang ajaib dalam aroma tubuh Selena. Meski berbau seperti obat, aromanya enak dan sangat memikat.Ketika dia membuka botol parfum di depannya, aroma obat yang kuat seakan menusuk langsung ke otaknya. Dia sampai tidak ingin menarik napas.Benar, baunya memang sangat menyengat.Dia membuka satu per satu dan mencium lebih dari seratus jenis sekaligus."Ada wangi yang kamu suka?""Salah.""Apa yang salah?""Wanginya nggak seperti satu wangi tertentu, tapi semacam campuran aroma berbagai tanaman. Aku nggak bisa menggambarkan seperti apa tepatnya, yang pasti wangi itu nggak terlalu kuat, sangat lembut,
Di dalam Museum Maritim, terdapat koleksi barang-barang berharga dari berbagai negara sepanjang sejarah dan biasanya tidak dibuka untuk umum. Selena baru pernah datang ke sini dan matanya langsung terbelalak.Tanpa disadari, dia tertinggal dari yang lain dan dengan serius mengamati setiap barang antik.Yang paling mengejutkannya adalah patung batu giok yang semuanya berwarna putih dan tampak alami di bawah cahaya lampu.Ketika dia melihat wajah patung batu giok itu, dia terkejut karena wajah itu terlihat sangat mirip dengannya.Namun, ukiran batu giok ini jelas merupakan barang antik dari ratusan tahun yang lalu, jadi mungkin hanya kebetulan.Selena berbalik dan baru menyadari bahwa semua orang sudah jauh di depan.Dia mengejar rombongan dengan sepatu hak tingginya. Karena dia ada di sini karena pekerjaan, dia tidak boleh bekerja setengah-setengah.Baru berjalan beberapa langkah, dia melihat salah seorang wartawan asing mendesak maju dari kerumunan.Sekarang belum saatnya untuk bertany
Selena tidak menyangka. Dia telah menyamar begitu lama, tetapi akhirnya terungkap sekarang. Jasper berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah."Tuan Jasper, aku bisa jelaskan.""Brak!" Tubuh Selena gemetar saat Jasper meninju meja rias."Jadi, kamu nggak amnesia sama sekali?" Jasper berkata dari sela-sela giginya yang terkatup.Selena tahu bahwa dalam situasi saat ini, mengelak tidak akan ada gunanya. Dia pun mengangguk, "Benar.""Anak perempuan yang dilihat Michelle itu anak Harvey?""Ya.""Kamu dan Harvey ... "Selena membasahi bibirnya. "Hubungan kami rumit."Karena dia sendiri memang tidak bisa menggambarkan hubungannya dengan Harvey. Dia tidak bisa begitu saja berkata bahwa dia adalah mantan istri yang kemudian berganti status menjadi pasangan seks. Kedengarannya sangat konyol."Jadi kamu ... "Selena langsung berkata, "Tuan Jasper, aku memang mantan istri Harvey. Vanessa adalah nama aliasku, bukan untuk mendekati kalian, tapi untuk melindungi keselamatanku.""Melindungi keselam
Mereka berdua adalah saudara seperjuangan yang pernah melalui pertempuran bersama-sama. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka sudah tidak bersama-sama lagi. Keluarga Farrell menganggapnya sebagai ancaman serius dan keduanya tentu saja kehilangan persahabatan yang mereka miliki sebelumnya.Harvey memegang erat pinggang Selena. "Kamu sudah lihat sekarang, jadi nggak ada yang perlu disembunyikan. Seli ini istriku."Selena merasa sikap Harvey sangat kekanak-kanakan. Dia seperti memasang tanda di wajahnya yang bertuliskan, "Selena adalah istriku."Jelas-jelas, dia dulunya seorang CEO yang sangat berkuasa dengan emosi yang tidak mudah goyah. Kebalikannya, kini dia jadi seperti anak tiga tahun, tampak menggemaskan sekaligus mengesalkan."Salah, yang benar mantan istri." Jasper mengingatkan.Mata Selena membelalak. Harvey berusia tiga tahun, maka Jasper paling-paling baru empat tahun! Apa yang terjadi pada kedua orang ini?Harvey tidak menghiraukannya. "Kalaupun mantan istri, berarti aku pe
Dia diantarkan kembali ke rumah keluarga Farrell. Meski Jasper berkata bahwa dia percaya padanya, Selena tidak yakin seratus persen. Tak terhitung jumlahnya orang yang ingin panjat sosial melalui Pak Rudy, belum lagi mengalami dua kali percobaan pembunuhan. Mereka tidak akan membiarkannya pergi dengan mudah.Selena duduk-duduk di ruang teh. Hari ini dingin. Membuat teh sambil menyalakan dupa, rasanya sangat santai.Karena di ruang teh tidak ada dokumen rahasia. Yang ada hanya teh tua yang enak.Dulu, setelah Rudy mengetahui bahwa dia suka minum teh, dia memintanya membuat sendiri.Yang bisa disimpan di sini pada dasarnya adalah teh yang bagus, semacam hadiah upeti zaman dulu.Kalau bersama Rudy di sini, dia biasanya ada rasa tidak enak. Namun, sekarang tidak ada orang lagi. Dia mengagumi koleksi teh enak itu satu per satu.Hanya dengan menjual koleksi teh di ruangan ini saja, nilainya sudah cukup untuk membeli beberapa vila besar.Saat melihat dupa di dalam tungku sudah hampir habis, d
Dalam kegugupannya, dia menyuapkan sepotong kue selai kurma ke dalam mulut Rudy. Rudy hampir tersedak dibuatnya."Enak nggak?""Enak, enak." Rudy tidak ingin bicara tentang kue selai kurma, melainkan apa yang terjadi hari ini.Selena melanjutkan, "Waktu itu kamu bilang kue selai kurma yang aku buat rasanya nggak asing. Apa kamu pernah makan kue selai kurma yang seperti ini di suatu tempat?"Rudy mendesah. "Kue-kue zaman sekarang mengikuti selera anak muda. Apa saja dibuat manis dan kenyal. Beda dengan zaman dulu. Yang kamu buat ini, rasanya seperti dulu.""Seorang wanita tua mengajariku cara membuatnya. Katanya, ada pohon kurma di tempat tinggalnya dulu. Setiap musim kurma, hasil panennya dibuat kurma kering dan kue selai kurma.""Zaman kami dulu masa-masa susah. Anak-anak nggak punya camilan. Setiap rumah cuma bisa mengandalkan pohon buah. Sudah begitu pun, anak-anaknya sendiri nggak mau makan, buahnya harus dijual di jalan.""Ngomong-ngomong, Kakek Rudy, kamu pernah ke Kota Bahar?""