Share

Lembah Paria

KRIDAPALA tak mengindahkan ucapan orang. Bahkan ia sama sekali tidak menoleh ke belakang. Alih-alih, bekel tersebut menggebah kuda tunggangannya agar berlari jauh lebih kencang lagi.

Sambil terus memacu kuda, di dalam hati Kridapala memaki diri sendiri. Ia jadi menyesal telah memperturutkan rasa penasaran dan singgah ke Surawana.

Kejadian yang telah berlalu puluhan tahun itu seolah masih segar dalam ingatannya. Terlebih ketika ia mendatangi kebun sayur di mana dahulu, dua dasawarsa lalu saat ia datang ke sana dengan menggendong bayi, berdiri sebuah rumah kayu.

"Keparat! Perasaan ini kembali memengaruhiku," keluh Kridapala, menggeram kesal. "Dulu aku memperturutkan perasaan seperti ini dan hasilnya? Aku sungguh menyesal telah menyelamatkan bayi sialan itu!"

Untuk mengenyahkan segala bayangan dan juga perasaan menyesakkan dari masa lalu, Kridapala memacu kudanya kencang-kencang. Hewan itu melesat secepat angin, hanya menampakkan debu mengebul di sepanjang perjalanan.

Saking cepatnya Kri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status