Share

104. Restu dari Ibu

Jakarta, 19 April 2018

Pagi itu langit mendung. Bram dan Amara sudah tiba di sebuah pemakaman yang lebih pantas disebut sebagai sebuah taman. Sejauh mereka melempar pandangan, hamparan rumput hijau terbentang. Tempat-tempat yang sudah terisi dibentuk sedikit lebih tinggi dari permukaan tanah.

"Selamat pagi, Bu. Sedang apa di sana? Bram datang bersama calon menantu Ibu. Namanya Amara." Bram berbicara pada pusara di depannya. Tangannya terulur mengusap batu nisan bertuliskan nama Hapsari. Seakan-akan sang ibu bisa mendengarnya.

Amara tersenyum seraya menoleh ke arah Bram yang bersimpuh di sisinya. Mata gadis itu memanas. Hatinya mengharu biru. Seorang lelaki keras kepala dan semaunya sendiri seperti Bram tanpa sungkan memperlihatkan sisi sensitifnya. Gadis itu berusaha membendung air mata.

Tidak berlebihan rupanya cerita yang disampaikan Baswara kemarin malam ketika berbincang di kediaman lelaki itu. Bram sangat dekat dengan ibu dan adiknya. Dialah yang paling terpukul atas kepergian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
nisya82mahmud
ternyata Talitha sudah meninggal.. menunggu reaksi Utari... penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status