Share

Bab 44. Serigala Berbulu Domba

“Hiattt hiat,”

Angin berdesir kencang saat Cakraraya memainkan jurus-jurus pedang Segaran di halaman kediamannya. Gerakannya gesit dan mengandung tenaga dalam yang mumpuni. Saking serunya berlatih jurus pedang, dia sampai tak sadar kalau ada Permana yang terus mengamati. Ketua padepokan segaran itu diam-diam merasakan kagum pada perkembangan ilmu silat Cakraraya yang meningkat pesat.

“Prok prork! Kemajuan ilmu silatmu sungguh luar biasa, Dimas Cakraraya!” Permana bertepuk tangan memuji jurus-jurus pedang adiknya.

Cakraraya menoleh cepat ke arah Permana. Dalam hatinya bertanya-tanya, sejak kapan dan mau apa kakak seperguruannya menemuinya. Dia menyarungkan pedang dalam warangka yang menggantung di punggung. Perlahan dia mendekati kakak seperguruannya itu dengan perasaan was-was.

“Hmmm, kakang terlalu memuji. Angin apa yang membawa Kakang kemari?” tanya Cakraraya dengan nada sinis, menyelidik penuh curiga.

Permana tersenyum, mendekati Cakraraya, menepuk-nepuk bahu adik seperguruannya it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status