Share

Bab 43. Sebuah Rahasia

“Uhuuk.. uhuuk!”

Bimantara terbatuk-batuk merasakan panas di dadanya. Meski sudah dua bulan berlalu, dia masih merasakan dadanya masih terasa sesak dan panas, setelah terkena tendangan katak beracun. Tubuhnya juga masih terasa lemas, dan kadang secara tiba-tiba, dia juga merasa sakit yang teramat sangat di sekujur tubuh. Cakraraya dan Gendis sudah menyalurkan tenaga dalam untuk mempercepat pemulihan, tapi hasilnya masih jauh dari harapan.

“Kakang mau minum?” tawar Gendis yang selalu setia menemani suaminya siang dan malam.

Bimantara mengannguk. Gendis pun membantu Bimantara yang tadinya dalam posisi rebahan di tempat tidur, menjadi duduk, baru setelah itu, dia mengambil minum dari sebuah wadah yang terbuat dari bambu, menyodorkannya pada Bimantara.

“Hmm, aku benar-benar tak menyangka, akibat dari tendangan katak beracun, aku sampai begini!” sesal Bimantara yang sudah hampir putus asa tak kunjung sembuh.

“Sabar, kang. Aku dan Dimas Cakraraya sedang mengusaha yang terbaik untuk kesembuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status