Share

Bab 64. Sumpah Setia

“Aku, Bimantara. Mulai hari ini dan seterusnya berbait setia kepada ketua padepokan segaran!” Bimantara menekuk lututnya, memberi hormat pada Permana.

Sambil bersungut-sungut, Gendis menghampiri Bimantara yang masih berlutut memberi hormat.

“Kakang… apa yang kakang katakan!” teriak Gendis tak percaya dengan apa yang dia dengar. Dia tahu betul kalau suaminya sangat membenci Permana. Entah apa yang terjadi hingga dia menjadi seperti ini.

Cakraraya juga merasa heran dengan Bimantara yang tiba-tiba berbaiat setia, tapi dia hanya mengerutkan kening menatap Permana tajam.

“Gendis… berlakulah sopan,” Bimantara yang masih dalam kondisi berlutut memberi nasehat.

“Kang!” saut Gendis kesal.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” Cakraraya membuka suara, melirik ke arah Permana.

Bukannya menjawab, Permana berjalan mendekati Bimantara yang masih berlutut. Dia mengulurkan tangannya menarik Bimantara untuk berdiri.

“Bangunlah kang…”

Bimantara bangkit berdiri sambil memegangi dadanya yang terasa nyeri.

Perma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status