Share

Bab. 39

"Tidakkah kamu penasaran kepada orang yang tadi di temui Kalan di tangga?"

Vasya mengangguk, ia baru bisa nggeh dan menatap Jaden dengan mata membulat.

"Berarti ia belum mati?"

Jaden menggeleng lalu mengimbuhkan bahwa Herry sama sekali tidak sekarat, lelaki itu malah sekarang ada di kubu Harmanto.

"Kok bisa tahu?"

"Ia yang membuat mataku lebam."

Vasya menelan ludah, sepersekian detik ia ingin berempati dan membelai luka di mata Jaden tapi ia tak boleh sembarangan memegang lelaki, untung Jaden mengatakannya. Setidaknya ia bisa waras sebelum keblabasan.

"Jadi tadi malam kamu yang berkelahi?"

"Karena?"

Jaden terdiam seribu bahasa, ia tak mau membuat Vasya merasa bersalah atau bagaimana. Ia sendiri yang tanpa pikir panjang dan akhirnya tercetuslah perang.

"Pertunangan kami batal."

"Siska tak terima atau ayahnya yang kejam?"

"Dua duanya."

Omongan Amanda kembali terngiang di telinga Vasya, sosok Siska benar benar tak ragu untuk berulah.

"Lupakan soal survei biar nanti aku yang urus, sekara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status