Vasya melotot mana bisa ia di ruqyah kembali, gadis itu langsung menyanggah bahwa ia sudah bersih, ular ular itu takkan kembali lagi padanya."Jangan debat mama!""Serius ma, Ratu Ular itu sudah lenyap kembali ke hutan.""Vasya ini demi kebaikanmu."Andri yang merasa kasihan hanya bisa menepuk pundak Vasya, ia mengatakan bahwa mereka harus mengulang prosesi ruqyah lagi agar mamanya puas."Andri!""Demi kebaikan kita."Vasya makin ngomel, ia kekeh tak mau pak Syahrul membacakan ayat ayat suci yang jelas akan membuat ia kesetanan lagi, terakhir kali ia sampai mutah darah karena bacaan pak Syahrul yang katanya membuang hal negatif tapi yang Vasya rasa malah hanya membuat badannya remuk semua.Di tengah Vasya yang melakukan penolakan dengan jelas tiba tiba pintu terbuka dan sosok pak Syahrul kembali ke dalam ruangan kamar, di tangannya masih ada bendera yang merupakan kenang kenangan dari pak Ustad yang sebelumnya."Nak Vasya sudah ketemu?"Vasya menoleh ke arah pintu, ia nelangsa melihat
Pak Ustad masih membacakan ayat ayat tanpa jeda, Vasya masih meraung raung dengan Andri yang masih setia menyaut omongan demit jahanam itu. "Pergi!" "Tidak, ini bayaran kami dan kamu juga akan bernasib sama." "Dasar setan!" Lah kan dia memang setan. Vasya yang kerasukan terdiam, matanya memincing tajam nampaknya ia tak suka sebutan setan di sematkan padanya. "Aku Ratu!" "Ratu apa, kau itu Setan!" Lagi lagi mereka adu argumen dan parahnya Andri memang sengaja untuk membuatnya marah. Lelaki itu tak tahu takut, dengan bermodalkan mulutnya yang rombeng ia terus terusan bersikap kurang ajar dengan Ratu Pandan Wangi. "Kau Setan, mau sampai kapanpu rupamu akan tetap setan!" "Dasar anak manusia tak tahu di untung!" Chaos sudah, Vasya lepas kendali, ia berhasil melepaskan diri lalu menerjang ke arah adiknya yang dengan bodohnya hanya diam saja karena syok, ia tak menyangkan akan jadi begini jadinya. Kalau tahu sekuat ini dia lebih memilih mengunci mulutnya rapat rapat. "
"Percuma!" Gadis kerasukan itu masih saja menjawab dengan ketus, padahal ia terlihat amat kesakitan tapi kenapa masih tahan begitu. Pak ustad masih terus membacakan ayat ayat suci dengan kusyuk, Jaden sendiri sekarang fokus untuk membuat Vasya sadar. Ia yakin seyakin yakinnya bahwa Vasya bisa melawannya hanya saja gadis itu masih jengkel perihal sushi yang tadi ia makan. Masalahnya ia salah Vasya tak sedangkal itu, pekara sushi tak kan membuatnya rela tubuhnya di ambil alih oleh Ratu Pandan Wangi. Ratu itu menuntut balas, ia berkata bahwa Herry bisa di tangkap karena bantuannya, ia jelas bilang bahwa Herry ada di tangannya dan ia bisa kapan saja membuat lelaki itu sadar kembali. Gondok kan! Vasya sama sekali tak meminta bantuan tapi kenapa harus membayar, kenapa ia di jebak begini. Tapi bukan ular namanya kalau tidak licik. "Ayo Sya, ayo sayang jangan begini." Sungguh jika Vasya bisa maka ia akan bangun sekarang Jaden tapi masalahnya bukan itu, ia terpaksa tertahan sekarang. Se
Setelahnya suara pak Ustad tampak berbeda, ia berhenti dan batuk tak karuan. Jaden merasa was was sementara itu Vasya tersenyum seram sambil memijit mijit kepalanya. Tenaganya sudah pulih, Vasya bahkan melepaskan diri dari Andri dan Kalan yang langsung terpental ke belakang. "Akhirnya berhenti juga." Detik selanjutnya Pak syahrul memutahkan darah yang sangat banyak dari mulutnya, nafasnya tersengal sambil memerhatikan Ratu ular yang meliuk liuk di dalam diri Vasya. "Menyerahlah, kamu sudah tua!" Andri yang melihat pak Syahrul begitu langsung segera menghampiri pak Syahrul dan memberikan pertolongan. "Panggil dokter nak!" Andri serta Kalan saling pandang, mana bisa mereka memanggil dokter di saat exorsist begini. Bisa bisa meraka dimasukkan ke rumah sakit jiwa, apalagi kondisi Vasya. Pasti akan langsung di ikat di kasur. "Serius?" Viola menatap semua orang disana dengan sangsi, kalau di pikir secara logis bisa bisa mereka yang di kira memukul pak ustad tersebut. Tapi bagaimana
Akhirnya Ratu itu mengalah karena melihat para dayangnya sekarat, Pak Syahrul segera mendiskusikan negosiasi agar Ular itu tak menggangu lagi."Kamu minta apa untuk pemutusan ini?"Dengan sikap malu malu Ratu itu menggeleng, sungguh munafik bukan. Setelah kalah baru dia bersikap bosa basi."Minta apa yang sepadan dengan pelepasan satu keluarga ini.""Aku tak minta apa apa."Bodoh jika Pak Syahrul percaya karena ia sudah pernah begini sebelumnya. Terakhir mereka menyediakan kepala kerbau untuk pelesan Vasya dahulu tapi nyatanya Ular licik itu tetap kembali."Minta apa?"Sambil meliuk meliuk ular itu menggeleng."Sungguh?"Lagi lagi Ratu Pandan Wangi mengangguk patuh, tapi rasanya ada yang janggal. "Aku tak minta apa apa tapi jangan usir aku dari sisi anak ini."Ye sama saja bohong itu namanya."Dunia kalian berbeda dan tak ada hubungannya sama sekali.""Tapi aku mengenal darahnya."Pak Syahrul tetap menggeleng dengan tegas. Kini Ibu Vasya yang bertanya dengan sungguh sungguh apa mau R
Andri melongo mendengar apa yang Vasya tanyakan, ia lantas berbohong bahwa Vasya yang memenangkannya."Serius?""Iya, kakak yang menang!"Tapi kenapa Vasya tak senang ya, kenapa ia tak merasa bahwa ia yang melakukannya ya. Rasanya ada yang aneh tapi Vasya tak tahu apa."Perasaan tadi ada pak Syahrul kan, dia kemana?""Sudah pulang, ia capet tadi."Detik selanjutnya Vasya hanya mengangguk, dan anehnya rasanya hatinya tak enak sekali seperti sedang kehilangan sesuatu yang berharga tapi apa. Seperti ada ikatan yang terputus padahal ia tak mau memutuskannya begitu saja."Sudahlah jangan tanya pak Syahrul, sekarang kamu baik kan nduk?""Baik."Jam menunjukkan jam 3 malam, ini sudah sangat larut bahkan sudah pagi. Waktunya semua manusia itu tidur. Ibunya segera menutup semua jendelanya lalu menyuruh mereka semua untuk terlelap karena akan ada pemeriksaan pagi.Dan yang selanjutnya terjadi sungguh melegakan karena semua orang termasuk Vasya langsung tepar begitu saja tanpa drama. Seolah olah
Vasya meringis, ia dalam mode memanggil teman untuk Andri yang tak sengaja ia lihat nangkring di pohon."Noh di pohon banyak yang mau temenan sama kamu!"Andri melotot lalu memandang ibunya yang juga kaget dengan apa yang barusan Vasya omongkan.Jangan jangan!Lagi lagi Vasya meringis ia menambahkan bahwa di sekitaran rumah sakit ini banyak sekali orang yang bukan manusia. Kali ini ibunya langsung memegangi tangan Vasya kembali."Kita ke pak Syahrul besok ya nduk!""Ngapain?"Tapi mamanya terdiam sambil memerhatikan Vasya yang nampak normal, ia tak tantrum atau merasa terganggu. Di ingatan ibunya dulu Vasya amat sangat terganggu dengan matanya yang cukup peka, gadis belia itu kerap menangis dan kerap di ganggu makanya terpaksa pak Syahrul tutup pintu batin itu.Dan sekarang kelihatannya terbuka kembali. Vasya memerhatikan ibunya, ia hanya tersenyum."Aku baik baik saja, sekarang aku sudah besar bukan anak kecil lagi.""Yakin?"Andri tak percaya, ia sungguh tak bisa percaya kakaknya ya
"Maaf pak saya akan revisi ulang." "Sudah berapa kali kamu mengulangi proposal ini?!"Atasan mirip singa itu membanting dokumen setebal penghapus ke lantai. Semua jerih payah Vasya berhamburan begitu saja sementara pak Herry masih saja misuh misuh tak karuan karena masalah titik koma yang tak begitu pas di dalam frasa yang gadis malang itu ketik.Sebenarnya gadis itu sudah kebal bahkan membebalkan diri dengan arogansi macam ini, ia tahu bahwa lelaki yang sekarang mengeluarkan kata kata binatang itu punya dendam padanya di masa lampau jadi ia hanya bisa menerima semua cercaannya dengan lapang dada. "Kamu itu ya tidak becus padahal sudah bertahun tahun berkerja!"Andai gadis itu lemah ia pasti sudah menangis tapi tidak, ia bukan wanita macam itu. Dengan percaya diri dia menghembuskan nafas lalu menata dokumennya dan langsung bangkit dengan tujuan mendengarkan cercaan bertubi tubi itu kembali.Maklum dia bukan pewaris jadi hal semacam ini harus ia patuhi walaupun rasanya ingin menampol