Saat perjalanan pulang, Yasmin yang di mobil melihat pemandangan di luar tidak benar.Dia tidak tahu Daniel mau membawanya ke mana, tapi yang pasti ini bukan jalan pulang ke rumahTujuannya sudah jelas.Yasmin sudah menunda waktu terlalu lama. Bagaimana dia bisa lanjut keluar?"Apa malam ini aku boleh beristirahat?" tanya Yasmin."Kenapa? Kamu mau memanjangkan waktu hukumanmu?""Bukan! Aku hanya lelah sekali. Kalau aku lelah, bagaimana aku bisa menyenangkanmu? Selain itu, hari ini aku baru mengubur ibuku ...." Suasana hati Yasmin menjadi tidak baik. Apa orang ini akan memedulikan itu? Pada saat hari kematian ibunya saja, Daniel tidak melepaskannya.Sebenarnya, Yasmin menjadi anak patuh agar dia dapat pulang lebih cepat.Akan tetapi, malam ini tidak bisa.Dia tidak bisa meninggalkan anak-anak di rumah semalaman ...."Boleh," ucap Daniel.Yasmin tercengang. Dia mendongak dan menunjukkan ekspresinya yang terkejut.Daniel melepaskannya?Daniel memperingati Yasmin, "Kamu masih punya setenga
Setelah memandikan anak-anak, lalu membiarkan mereka main sendiri di tempat tidur, Yasmin pergi mandi.Sesekali melihat ponselnya sudah menjadi kebiasaan sehari-harinya.Dia melihat lokasi Daniel masih di Grup Naga.Daniel mempunyai bisnis yang sangat besar, jadi tidak berhenti bekerja adalah hal yang wajar.Yasmin meletakkan ponselnya, lalu masuk ke kamar mandi.Ketiga anak kecil berkumpul di tempat tidur. Muka mereka tampak serius dan mereka seakan-akan sedang mendiskusikan hal penting!"Aku rasa ada yang tidak beres!" ujar Julian."Mungkin Mama berbohong?" tanya Julia."Orang itu mirip sekali dengan kita, dia pasti adalah papa kita!" kata Julius. "Karena Mama bilang kita nggak boleh menunjukkan muka kita, mungkin dia khawatir Papa akan mengenali kita.""Tapi, kenapa Mama nggak memberitahunya?" tanya Julia."Karena papa kita adalah orang jahat!" Julian mengingat wajah galak Daniel di lift. Dia mempunyai kesan yang buruk terhadap Daniel."Ya, dia juga bilang ingin makan Mama!" ucap Ju
Kalau pembunuhnya adalah Daniel, dia tidak akan ketahuan selamanya!Namun, setelah Yasmin memikirkannya, itu tidak mungkin.Kalau Daniel sungguh ingin meregangkan hubungan Yasmin dan Klara dengan menyalahkan Klara, sekarang tantenya sudah dikeluarkan. Apa Daniel akan melakukan sesuatu setengah-setengah?Terlebih lagi, kalau Daniel benar-benar ingin mencelakai Klara, untuk apa dia berbelit-belit seperti ini?Yasmin merasa, meskipun Daniel menakutkan dan kejam, dia selalu melakukan sesuatu dengan tegas. Dia tidak akan pernah memberi orang jalan keluar.Jadi, kalau bukan Klara dan Daniel, siapa?Pikiran Yasmin terasa kacau.Ketika Yasmin berpikir harus menjemput anak-anaknya setelah dia pulang kerja, dia merasa takut dan sakit kepala.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering.Peneleponnya adalah nomor asing.Yasmin menjawabnya, lalu berkata, "Halo?""Halo, ini dari Akademi Pinokio. Untuk lebih meningkatkan sistem pendidikan, sekolah kami telah menawarkan bus sekolah. Saya ingin tahu apaka
"Mana boleh begitu? Mereka memanggilku Papi, loh!"Wajah Yasmin langsung memerah. "Kamu ....""Bercanda."Yasmin berpikir, 'Aku tahu kamu hanya bercanda, tapi apa kamu nggak keberatan? Apa kamu tahu itu berpengaruh buruk padamu? Orang yang nggak tahu apa-apa akan mengira kamu sudah punya tiga anak.'"Lagi pula, itu bukan hal buruk. Saat kamu, 'pasangan' palsuku nggak ada, ada tiga anak itu yang bisa melindungiku dari wanita lain. Efeknya juga lebih kuat.""Sepertinya kamu sangat nggak menyukai kepopuleranmu.""Tergantung orangnya," ucap Raymond.Yasmin tertawa, kemudian dia mengingat hal sebelumnya dan berkata, "Aku benar-benar berterima kasih padamu karena sudah membantuku merahasiakan hal tentang anak-anak. Aku juga meminta maaf karena Daniel sudah mempersulitmu ....""Makanya, saat aku mengingat aku sedang merahasiakan anak-anak Daniel, aku merasa jauh lebih baik."Yasmin langsung tertawa, kemudian berkata, "Ya, begini juga bagus."Setelah itu, kedua orang itu terdiam selama beberap
"Nggak, terima kasih. Aku masih harus pergi bekerja.""Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita, ya?"Yasmin terkejut, kemudian dia sudah mengingat siapa wanita itu. "Kamu ... temannya Martin?"Ketika Yasmin pergi ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita untuk pertama kalinya dan berpapasan dengan Martin, wanita yang berdiri di sebelah Martin adalah wanita itu."Kami bukan termasuk teman, kami hanya pernah berbicara beberapa kali sebelumnya. Lalu, dengar-dengar dia dekat dengan bos Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita, jadi aku memintanya memperkenalkanku.""Oh, begitu," ucap Yasmin."Bagaimana kalau aku mengantarmu? Mobilku di tempat parkir depan itu saja. Kebetulan aku mau pergi ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita untuk tatoku.""Em .... Nggak perlu. Lagi pula, sudah dekat juga. Aku bisa jalan kaki," tolak Yasmin.Wanita ini mengenal Martin. Tidak baik dekat-dekat dengannya."Wajahmu pucat sekali, pasti sangat susah untukmu berjalan kaki, 'kan?" tanya Rachel.Yasmin bimbang sejenak, lalu pada akhirny
Yasmin memakai celananya, mendorong pintu, lalu keluar dari kamar mandi. Rekan kerja yang melihatnya basah kuyup pun sangat terkejut.Yasmin langsung berjalan ke ruang istirahat staf.Stella beserta beberapa orang sedang berbicara dengan gembira di dalam.Ketika mereka melihat tampang Yasmin yang basah kuyup dan menyedihkan, mereka tertawa."Apakah pelanggan yang kamu bawa hari ini layak kamu rayakan dengan menyiram air pada diri sendiri?""Hanya beberapa puluh juta. Komisi yang kamu dapat juga baru empat juta.""Orang miskin sepertimu nggak pernah melihat uang, ya?""Bukankah dia punya pendukung? Apa eksekutif senior itu tidak memberinya uang?""Uang pria nggak mudah diambil ...."Yasmin menahan amarahnya sambil bertanya, "Tadi siapa yang pergi ke kamar mandi? Siapa yang menyiramku?"Begitu pertanyaan itu dilontarkan, semua orang tampak bingung. "Apa yang kamu katakan?"Yasmin berjalan menghampiri Stella. "Kamu?"Stella tertawa sinis. "Yasmin, jangan memfitnah orang. Apa kamu melihat
"Yasmin, kamu jangan berakting di sini! Kalau kamu begitu pandai berakting, kenapa kamu nggak menjadi aktris saja?" kata Stella dengan sinis.Polisi berkata, "Raut wajahmu terlihat sangat buruk! Apa kamu sedang sakit?""Ini karena dia menyiram air dingin padaku. Aku berjongkok sebentar ...." Yasmin berdiri dari kursi, kemudian berjongkok di lantai. Dia pun merasa lebih nyaman daripada sebelumnya."Yasmin, kamu curang! Selain itu, bukan aku yang menyirammu!" Stella tidak mengaku karena tidak ada yang melihatnya."Aku melihat sepatumu. Hanya kamu yang nggak memakai sepatu kerja," kata Yasmin.Ekspresi Stella menjadi panik, kemudian dia tanpa sadar melihat sepatunya.Hari ini dia memang tidak memakai sepatu kerjanya.Akan tetapi, apa Yasmin benar-benar melihatnya? Bisa jadi Yasmin menipunya?"Kamu jangan beromong kosong. Bukan aku yang menyirammu!" Stella tetap tidak mengaku.Yasmin malas bertengkar dengan Stella.Perutnya sakit. Sekujur tubuhnya basah. Keningnya terasa dingin dan berkeri
Daniel menatap Yasmin yang sedang meringkuk dan terlihat sedih dengan minat."Mau pergi ke mana?" tanya Daniel.Yasmin tercengang. Apa Daniel sedang bertanya padanya?Sebelumnya bukankah mereka langsung pergi ke suatu tempat? Sejak kapan Daniel peduli pada pikiran Yasmin?Pria ini selalu sulit untuk ditebak.Melihat Yasmin tidak menjawab, Daniel pun memerintah sopirnya, "Ke rumah sakit."Dulu ketika Yasmin masih muda, tidak peduli betapa sakitnya perutnya, dia tidak pernah pergi ke rumah sakit. Pada akhirnya, dia tidak pernah mengalami kram sesakit ini.Setelah mereka pergi ke rumah sakit, mereka menemui Helen.Yasmin duduk di kursinya dan tampak kelelahan.Helen bertanya, "Apa yang sakit?""Nyeri haid."Helen terkejut, kemudian dia melirik ke arah pria yang sedang duduk di kursi sebelah.Jadi, Daniel membawa Yasmin kemari karena dia nyeri haid?Daniel seperti orang tua yang membawa anak mereka kemari untuk berkonsultasi ....Hal terpenting adalah orang ini Daniel Guntur!Apa dia sudah