Share

18. Biar Upi ajari Papa

Selesai berpakaian, David kembali harus berurusan dengan cara makan anaknya. Terdengar beberapa kali bunyi sendok dan piring beradu. “Kamu kalau makan bisa enggak bunyi apa? Aku pusing dengarnya!” omel David.

Rufy naik dan berdiri di kursi. “Uapin! Upi dak bisa,” pinta Rufy.

“Aku juga mau makan,” timpal David. Rufy merengut. Ia kembali duduk. Hendak tangannya mengambil makanan, David langsung berteriak. “Stop!” tegas David. Rufy terhenti.

“Pelayan! Suapi Tuan Muda!” titah David.

Rufy menyipitkan mata. “Oom teiak teiak aja. Dak nuluh olang tua!” omel Rufy.

“Tadi juga kamu nyuruh aku nyuapi kamu,” balas David.

“Itu minta,” ralat Rufy.

David merengut. “Apa bedanya?”

“Tau, ah! Oom galak!” protes Rufy. Pelayan lekas mengambil sendok dan menyuapi Rufy. Sedang David masih makan.

“Tuan Muda, Nona Viane menelpon. Dia tanya kapan anda kembali ke Bogor?” ungkap sekretarisnya.

“Katakan padanya. Aku ada di Batam.”

“Nona Viane mengatakan, dia ingin anda yang memberi tahu sendiri keberadaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status